Deretan Pernyataan Jusuf Hamka Mundur dari Golkar, Keluarga Tak Setuju hingga Ingin Jadi Orang Bebas
Berikut fakta Jusuf Hamka mundur dari partai Golkar, keluarga tak setuju apabila ia terjun ke dunia politik dan kebetulan sudah mau mempunyai cucu.
Penulis: tribunsolo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
![Deretan Pernyataan Jusuf Hamka Mundur dari Golkar, Keluarga Tak Setuju hingga Ingin Jadi Orang Bebas](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/jusuf-hamka-undur-diri.jpg)
TRIBUNNEWS.COM – Pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka memilih mengundurkan diri dari Partai Golongan Karya (Golkar) sekaligus pencalonan sebagai kandidat calon wakil gubernur Jakarta maupun Jawa Barat.
Hal tersebut dilakukan seusai Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengundurkan diri.
Sebab, keluarga Jusuf Hamka sejak awal tidak menginginkan dirinya terjun dalam dunia politik.
Tak hanya itu, Jusuf mengaku melihat kondisi Airlangga Hartarto mengalami lika-liku dunia kepartaian yang dianggapnya kasar dan keras.
Berikut deretan pernyataan Jusuf Hamka setelah mundur dari Partai Golkar, dirangkum Tribunnews.com pada Senin (12/8/2024).
Keluarga Tak Setuju Terjun Dunia Politik
Jusuf Hamka mengundurkan diri dari Partai Golkar usai Airlangga Hartarto mundur dari jabatan ketua umum.
Dilansir Kompas.com, keputusan Jusuf Hamka ini dikarenakan keluarga yang tidak setuju apabila dirinya terjun dalam dunia politik.
“Betul (saya mengundurkan diri dari Golkar). Iya sebenarnya saya dari awal kan memang keluarga nggak setuju saya berpolitik,” ujar Jusuf, Minggu (11/8/2024).
Ia juga mengungkapkan pada September akan mempunyai cucu.
“Terus kebeneran saya juga September ini mau punya cucu," ungkap Jusuf.
Jusuf mengaku akan fokus mengurus keluarga setelah tidak lagi berkecimpung di dunia politik.
Baca juga: Dulu Sempat Pakai Dasi Kuning, Jokowi Kini Diduga Intervensi Airlangga Mundur sebagai Ketum Golkar
2. Ingin Bangun Masjid di Seluruh Provinsi
Selain tidak mendapat restu keluarga, keluarga Jusuf juga meminta untuk membangun masjid di seluruh provinsi.
"Begitu saya dengar Pak Airlangga mundur, ah momentumnya sama kali. Saya mendingan ngurus keluarga karena keluarga saya minta saya bikin masjid di seluruh provinsi. Masjid Babah Alun," kata dia.
Diketahui Jusuf Hamka dikenal dengan nama Babah Alun.
Menurutnya, ia tidak dapat memberi banyak manfaat di wilayah lain apabila menjadi pejabat publik di Jakarta atau Jawa Barat.
Ia merasa dapat memberikan manfaat di mana pun setelah menjadi orang yang bebas.
“Jadi keluarga sarankan, 'sudah jadi orang bebas, jadi pekerja sosial sesuai cita-cita, sesuai Bunda Teresa'. Ya sudah kembali lagi ke khittah, khittahnya kan sebagai Bunda Teresa maunya," tambahnya.
3. Tak Ingin Pindah Partai, Ingin Jadi Orang Bebas
Meski memilih mundur dari Golkar sekaligus pencalonan sebagai calon wakil gubernur Jakarta atau Jawa Barat, dirinya tidak ingin berpindah ke partai lain.
Ia hanya ingin menjadi pekerja sosial yang bebas dan tidak terikat oleh partai politik.
"(Saya) tidak berpindah ke parpol, saya ingin jadi orang bebas, saya akan jadi pekerja sosial," ungkap Jusuf Hamka.
Ia mengatakan dirinya akan menjadi milik semua rakyat dari Nusantara, bukan warga Jakarta atau Jawa Barat saja.
4. Ikuti Jejak Sahabat, Kesetiaan Nomor Wahid
Jusuf Hamka mengatakan keputusannya ini tanpa persetujuan dan tanpa sepengetahuan Airlangga Hartarto.
Ia menyebut, jika sahabatnya sudah mundur dari kursi ketua umum, maka dirinya menilai tidak ada lagi yang bisa dilakukan di Golkar.
"Ya tanpa persetujuan dan tanpa pengetahuan beliau, ya saya pikir beliau sudah mundur, saya mau apa lagi?"
"Oh iya, pasti dong. Sebagai manusia yang beradab, beretika. Begitu teman saya tersakiti, saya juga berasa sakit."
"Begitu teman saya sedih, saya pasti sedih. Begitu teman saya dihina, saya pasti ada di sampingnya," tambahnya.
![Foto mantan Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Pengusaha Jalan Tol, Jusuf Hamka.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/airlangga-jusuf-hamka-sss.jpg)
Jusuf mengaku Airlangga memang sahabatnya sejak lama.
Sehingga jika sahabatnya memilih mundur, maka dirinya akan setia mengikuti jejaknya.
Selain itu, ia mengungkapkan pada saat dicalonkan di Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik (DPP) Golkar itu hanya demi teman-teman, termasuk Airlangga.
“Terus, kedua kan juga saya dicalonkan di DPP Golkar kan waktu itu kan juga demi DPP Golkar dan teman-teman semua, termasuk Pak Airlangga,” ucapnya.
Ia menyebut, jika sahabatnya sudah mundur dari kursi ketua umum, maka dirinya menilai tak ada lagi yang bisa dilakukan di Golkar.
Menurutnya, kesetiaan menjadi nomor wahid dalam hubungan persahabatan.
"Oh pasti, he is my best friend. Buat saya pertemanan adalah pertama. Kesetiaan utama buat saya," ujarnya.
5. Takut Terzalimi Seperti Airlangga
Pria yang kerap disapa Babah Alun itu merasa khawatir terjun ke dunia politik.
Sebab, ia melihat kondisi Airlangga Hartarto yang mengalami lika-liku dunia kepartaian yang dianggapnya kasar dan keras.
Selain itu, ia melihat Airlangga terzalimi.
“Saya melihat Pak Airlangga terzalimi, saya juga takut nanti berpolitik juga terzalimi."
"Saya lihat Pak Airlangga itu memimpin partai politik mengalami hal-hal yang kasar dan keras."
"Sehingga, saya sendiri takutnya saya nggak bisa mengikuti cara-cara kasar dan keras," ungkap Jusuf Hamka, sehari sebelum dirinya resmi mengundurkan diri dari Partai Golkar dan kontestasi Pilkada Jakarta 2024, Minggu (11/8/2024).
Ia khawatir kejadian yang menimpa Airlangga tersebut akan menimpanya sebagai kader Golkar.
Namun Jusuf Hamka tidak merinci maksud kejadian kasar dan keras yang dialami oleh Airlangga.
(mg/alinda tyas praftina)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.