Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Surya Paloh: Kepala Daerah Ditangkap, Menteri Dikejar, Bangsa Apa Ini?

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh gerah dengan banyak kabar penangkapan figur tertentu diduga terlibat kasus korupsi.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Surya Paloh: Kepala Daerah Ditangkap, Menteri Dikejar, Bangsa Apa Ini?
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh gerah dengan banyak kabar penangkapan figur tertentu diduga terlibat kasus korupsi.

Surya Paloh tidak menjelaskan secara rinci siapa saja figur yang ditangkap terkait kasus korupsi tersebut.

Menurut dia, Indonesia memiliki ragam kekayaan budaya dan adat istiadat yang lebih penting untuk digaungkan dibanding kabar penangkapan figur tertentu.

"Kita sudah dapat given, karunia Sang Maha Pencipta berupa-rupa. Dari mulai kearifan lokal, adat istiadat, budaya yang kita miliki. Ini given (pemberian) sebenarnya yang harus kita lihat dengan nilai positif," kata Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta, Senin (12/8/2024).

"Jangan terus menerus kita hanya melihat si A ditangkap, si B masuk penjara. Sudah capek negeri ini setiap hari hanya itu yang kita konsumsi," lanjut dia.

Baca juga: Komentar Surya Paloh Soal Airlangga Mundur dari Ketua Umum Golkar: Kami Kasih Penghormatan

Surya Paloh menyebut, tidak ada yang dapat dibanggakan dari kabar-kabar penangkapan figur tertentu karena dugaan terlibat kasus korupsi.

BERITA REKOMENDASI

"Kepala daerah ditangkap, menteri dikejar, ini ditangkap, itu ditangkap, bangsa apa ini? Untuk dan atas nama pemberantasan korupsi seakan-akan kita merasa paling hebat," ucap Surya Paloh.

Ia menilai, ketika figur tertentu telah diamankan aparat penegak hukum akibat terlibat kasus korupsi, semua pihak akan menilainya sebagai 'orang jahat'.

Baca juga: 5 Fakta Anggota DPR Ujang Iskandar Jadi Tersangka Korupsi Modal BUMD: NasDem Lapor Surya Paloh

"Tidak ada sensitifitas lagi, perasaan empati, kasihan, karena semuanya itu 'orang jahat' kita anggap. Terlepas dulu dia salah atau tidak salah," katanya.

Ia pun berkelakar, kesalahan kecil bisa menjadi kesalahan besar.

Sedangkan, kesalahan besar terkadang dapat hilang begitu saja.

"Salah kecil bisa jadi salah besar. Tapi di sisi lain, salah besar bisa hilang juga," ucap Surya Paloh.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas