Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Dewan Pakar tidak kaget ketika Airlangga Hartarto mengumumkan mundur sebagai Ketua Umum Golkar. Seharusnya, hal tersebut dilakukan sejak dulu.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
Seharusnya, kata Ridwan, Airlangga mundur sebagai Ketua Umum Golkar sejak dirinya dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian).
"(Mengemban) Dua (jabatan) tidak bisa. Kok baru sekarang harus ngurusi karena mau transisi. Ilmu palsu-palsu lah, harusnya sejak dulu (Airlangga mundur menjadi Ketua Umum Golkar)," kata Ridwan.
Rapat Pleno Golkar Digelar Hari Ini, Ini 3 Agendanya
Ketua DPP Partai Golkar, Meutya Hafid, mengungkapkan agenda apa saja yang akan dibahas dalam rapat pleno Golkar yang bakal digelar pada Selasa (13/8/2024) hari ini, tepatnya pukul 19.00 WIB.
Diketahui, rapat pleno Golkar ini akan digelar di Kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat.
Menurut Meutya Hafid, alasan utama digelarnya rapat pleno Golkar ini adalah untuk menindaklanjuti pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum (Ketum) Golkar.
"Sehubungan dengan keputusan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk mundur yang telah disampaikan pada hari Sabtu 10 Agustus 2024."
Baca juga: Hargai Keputusan Airlangga Mundur sebagai Ketum Golkar, PKB Tegaskan Internal Tidak Bergejolak
"Maka DPP Partai Golkar akan menggelar rapat pleno pada Selasa, 13 Agustus pukul 19.00 WIB," kata Meutya Hafid, Selasa.
Lebih lanjut, Meutya menyebut ada tiga agenda dalam rapat pleno Golkar nanti malam.
Pertama, pembacaan surat pengunduran diri Airlangga.
Kedua, menentukan pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Golkar, menggantikan jabatan Airlangga Hartarto yang kosong.
Ketiga, menentukan jadwal rapat pimpinan nasional (Rapimnas) dan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
Meutya menegaskan, nantinya rapat pleno Golkar ini akan dilaksanakan dengan semangat musyawarah mufakat.
Kemudian terkait pemilihan Plt Ketum Golkar, Meutya ingin agar tidak dilakukan dengan sistem voting atau pemungutan suara.
Meutya ingin agar para Wakil Ketua Umum (Waketum) Golkar bisa duduk bersama dan bermusyawarah untuk bisa memilih sosok Plt Ketum Golkar.