Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Dalami Buku Harian Dokter Aulia Mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Berisi Curhatan Berat Kuliah

Polisi dalami buku harian dokter muda mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma Lestari yang ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya.

Penulis: Rifqah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Polisi Dalami Buku Harian Dokter Aulia Mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Berisi Curhatan Berat Kuliah
Handout/Tribun Jateng
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah - Polisi dalami buku harian dokter muda mahasiswi PPDS Anestesi Undip, Aulia Risma Lestari yang ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya. 

Namun, meski demikian, polisi tetap mendalami kasus tersebut dengan terus melakukan penyelidikan.

Selain mendalami buku harian Aulia, polisi menyelidiki sejumlah bukti lainnya, yakni obat-obatan dan rekaman CCTV, serta menyelaraskan keterangan para saksi.

Andika mengatakan, di tubuh Aulia juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Di kamar korban ditemukan obat keras (jenis Roculax).

"Tubuh korban tak ada tanda-tanda kekerasan hanya ada luka suntik. Di sampingnya, ditemukan satu ampul (botol obat) sudah habis dan satu ampul masih sisa," terangnya.

Menurutnya, dosis obat keras yang masuk ke tubuh korban diduga sekira 3 sentimeter kubik (CC) atau mililiter (mL).

"Itu masih dugaan, nanti dokter forensik yang periksa secara persis total obat yang masuk ke tubuh korban. Diduga korban meninggal dunia karena obat itu," ungkapnya.

Hasil Visum Korban

Berita Rekomendasi

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, membeberkan hasil visum korban.

Berdasarkan hasil visum itu, Aulia disebutkan meninggal dunia akibat mati lemas.

Irwan mengatakan, Aulia belum tentu mengakhiri hidup, melainkan bisa saja karena kelalaiannya sendiri.

"Soal bunuh diri, belum tentu juga karena bisa juga karena lalai diri sendiri menyuntikkan obat nyeri melebihi aturan. Namun, masih kita dalami," jelas Irwan, Jumat (16/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.

Adapun, dari pihak keluarga juga tidak meminta dilakukan autopsi karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Sementara, terkait isu bullying atau perundungan, Irwan mengatakan, sampai saat ini belum mendapat petunjuk ke arah itu, dari saksi maupun bukti.

“Sampai saat ini belum ada ke arah itu. Butuh saksi dan alat bukti. Kalau memang ada bully-an dan perundungan pasti akan langsung kita proses hukum," sambungnya.

Rektor Undip Bantah Kematian Aulia karena Perundungan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas