Perguruan Tinggi Perlu Lakukan Tinjauan Mutu Berkala untuk Mempertahankan dan Tingkatkan Akreditasi
sejumlah tantangan dihadapi perguruan tinggi dalam melaksanakan upaya mempertahankan penjaminan mutu pendidikan yang diukur dari akreditasi.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini sejumlah tantangan dihadapi perguruan tinggi dalam melaksanakan upaya mempertahankan penjaminan mutu pendidikan yang diukur dari akreditasi.
Tantangan itu di antaranya terkait sumber daya manusia, pendanaan, budaya mutu, serta adanya berbagai kesenjangan.
Ketua Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Prof Dr Ari Purbayanto M.Sc mengatakan, untuk mempertahankan akreditasi dan perbaikan berkelanjutan, perguruan tinggi harus menjalankan tinjauan atau mutu secara berkala.
"Juga melakukan pelaporan sebagai wujud transparansi hingga perbaikan mutu yang berkelanjutan," kata Ari saat menyampaikan orasi ilmiah yang bertopik “Perguruan Tinggi Bermutu Untuk Menyiapkan SDM Unggul di Auditorium Universitas AI Azhar Indonesia Jakarta belum lama ini.
Dalam kesempatan orasi ilmiah itu dalam rangka HUT UAI ini, Ari juga memperkenalkan konsep KEIZEN of Programme Structure & Content, suatu konsep praktik perbaikan mutu asal Jepang yang sudah dikenal dan diterapkan secara global, sebagai solusi dalam melaksanakan perbaikan mutu perguruan tinggi berkelanjutan.
Saat ini baru sekitar 90 perguruan tinggi yang ada di Indonesia berakreditasi Unggul.
Kampus dengan akreditasi Unggul, maka mahasiwanya memperoleh pendidikan yang berkualitas, emiliki akses yang lebih baik ke sumber daya, seperti dana penelitian, dukungan pemerintah.
Juga sponsor industri sehingga mendukung penelitian, pengembangan program, dan infrastruktur kampus.
Peringkat akreditasi Unggul merupakan paling atas, di bawahnya predikat Baik Sekali, predikat Baik, dan tidak terakreditasi.
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Asep Saefuddin mengatakan, belum lama ini kampus yang dipimpinnya mendapat akreditasi Unggul.
"UAI unggul itu menjadi kultur, perilaku, dan bekerja untuk mencapai unggul," kata Asep dalam kesempatan sama.
Dikatakannya selama 2 dekade, UAI senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan dan spirit keislaman telah menjadi tempat bagi ribuan generasi penerus bangsa untuk mendapatkan pendidikan lebih baik.
"Kami juga mencanangkan gerakan UNGGUL (Unite Networking Great Growth Universal Leading) sebagai penerapan akreditasi Unggul," katanya.
Ketua Pembina YPI Al Azhar, Jimly Asshiddiqie mengajak UAI dan berbagai pihak untuk bersama-sama membangun Indonesia menjadi lebih baik melalui manusia yang berkualitas serta berintegritas.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Toni Toharudin mengatakan, berbagai prestasi yang diraih oleh UAI tidak hanya dinilai sebagai angka belaka, tetapi menjadi cerminan dedikasi dari Sivitas Akademika UAI yang terus memberikan upaya terbaiknya demi mengharumkan nama universitas.
Tidak hanya itu, ia juga mengungkap bahwa inovasi dan kolaborasi menjadi kunci dalam mencapai UAI Unggul.
Sidang Senat Akademik menampilkan hiburan berupa paduan suara dari Rektor dan perwakilan Sivitas Akademika UAI. Lagu yang dinyanyikan oleh tim paduan suara yaitu lagu nasional “Tanah Airku”. Tidak hanya itu, UAI juga mengumumkan penghargaan bagi pegawai maupun fakultas yang berprestasi, yaitu UAI Award dan AMI Award.
Baca juga: Rektor UAI Ajak Alumni Ikut Berperan Membesarkan Indonesia Menggunakan Ilmu yang Dimiliki
Acara ditutup dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UAI dengan IPMI Institute dan Badan Urusan Logistik (Bulog). Penandatanganan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari hubungan kerjasama yang telah dijalin dengan IPMI Institute dan Bulog dalam bidang pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat.