Wapres Ma'ruf Amin: Politik PKB Adalah Rahmatan Lil'alamin, Bukan Rahmatan Lil'nahdliyyin
Wapres Ma'ruf Amin mengatakan dibentuknya PKB saat itu karena masyarakat NU memiliki aspirasi politik, tetapi tidak memiliki wadah untuk menyampaikan.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Febri Prasetyo
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Wakil Presiden RI (Wapres) K.H. Ma'ruf Amin menyatakan, sejatinya dalam pembentukannya, PKB memang merupakan partai yang dikhususkan untuk kendaraan politik para kaum Nahdliyyin atau warga Nahdlatul Ulama.
Hal itu diungkapkan oleh Wapres saat dirinya mengenang pembentukan PKB pada 1998, dalam sambutan acara Muktamar VI DPP PKB, di Nusa Dua Convention Hall, Bali.
"Saya ingat 26 tahun yang lalu, PKB memang didirikan sebagai wadah untuk menampung aspirasi kaum Nahdliyyin," kata Wapres dalam sambutannya, Sabtu (24/8/2024) malam.
Kata dia, dibentuknya PKB saat itu karena masyarakat NU memiliki aspirasi politik, tetapi tidak memiliki wadah untuk menyampaikan.
"Waktu itu orang NU ingin punya partai yang membawa aspirasi mereka. Karena itu PKB disebutkan sebagai Matiyatun Nahdliyyin kendaraan politiknya orang NU," kata Wapres.
Namun Wapres menegaskan sejatinya dukungan terhadap PKB kekinian bukan hanya diberikan oleh kalangan NU, melainkan oleh seluruh kalangan dan kelompok.
"Kenapa begitu? Karena politik PKB adalah politik rahmatan lil'alamin. Politik untuk semua golongan. Tadi juga Pak Muhaimin bilang begitu ya. Bukan rahmatan lil' Nahdliyyin, tapi rahmatan lil'alamin," ucap dia.
Oleh karena itu, menurut Wapres, seseorang yang ingin mendukung PKB tidak perlu masuk dalam kalangan NU.
Pasalnya, yang dibawa PKB sejak didirikan adalah untuk gerakan perbaikan seluruh bangsa bukan hanya golongan tertentu.
"Makanya yang mendukung PKB itu bukan hanya orang NU, betul? Betul! Jadi saya betul ngomongnya begitu. Gerakan politik PKB itu gerakan politik perbaikan," kata Wapres.