Relawan Sebut Ada Operasi Jahat yang Bikin Anies Tak Dapat Maju ke Pilgub DKI Jakarta 2024
Iwan Tarigan, Juru Bicara Relawan Anies mengatakan adanya operasi jahat yang membuat Anies Baswedan tak bisa maju di Pilkada Jakarta 2024.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Relawan Anies, Iwan Tarigan mengatakan soal cerita di balik Anies Baswedan yang kandas tak jadi maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.
Iwan menarasikannya sebagai sebuah operasi jahat yang dilakukan oleh partai-partai yang awalnya mendukung Anies maju sebagai Calon Gubernur (Cagub).
Iwan menyebut Anies bersedia untuk maju di kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
Kesediaan Anies tersebut muncul lantaran adanya aspirasi warga yang meminta dirinya maju kembali memimpin Jakarta.
Juga dewan pimpinan wilayah partai mempunyai aspirasi yang sama, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Kemudian ketiga partai itu melakukan deklarasi mendukung Anies.
"Lalu terjadilah 'operasi jahat' dilakukan terhadap partai-partai yang ingin mengusung Anies, seperti NasDem juga PKB (dioperasi). Juga iming-iming terhadap PKS dengan syarat tak boleh mencalonkan Anies. Pun soal jadwal waktu itu tidak ada dalam komunikasi dengan Anies tentang batas waktu tersebut," lanjutnya, kepada Tribunnews.com, Jumat (30/8/2028).
Bahkan menurut pengakuan Iwan dirinya sampai mengajak dua orang petinggi dari partai (yang mendukung Anies) dan satu orang kadernya, untuk melakukan mubahallah atas kebohongan pernyataan mereka dipublik.
"Dan mereka menolak untuk mubahallah," ungkap Iwan.
"Saya tak mau lagi berdiskusi beradu argumen karena hanya akan beralasan macam, maka agar ada konsekuensinya. Dalam bicara di depan publik maka saya mengambil langkah sederhana. Agar siapa yg berbohong maka dilaknat Allah."
Hingga akhirnya menggaung di berita PKS, NasDem dan PKB tak mengusung Anies di Jakarta.
"Lalu Anies diundang ke DPD PDIP Sabtu 24 Agustus 2024. Kemudian pada hari Minggu malam 25 Agustus 2024, dua elite PDIP mendatangi Anies di Markas Anies di Jakarta Selatan untuk menandatangani berkas. (Ada bukti fotonya)," imbuh Iwan.
Baca juga: Menanti Penjelasan Lengkap hingga Cerita Anies Baswedan yang Menolak Maju di Pilkada Jabar 2024
Lantas Senin (26/8/2024), Anies diminta hadir ke DPP PDIP untuk bertemu dengan Rano Karno.
Kaal itu, lanjut Iwan, terdapat rencana deklarasi Anies-Rano Karno, dan Anies diminta hadir di gedung belakang DPP PDIP, bertemu dengan Rano Karno dan PDIP.
"Kemudian mendadak terjadi 'perubahan situasi' yang kemudian dikatakan untuk ditunda (deklarasi). Lalu sore hari terjadi perubahan nama, yang kemudian dicalonkan adalah Pramono Anung dan Rano Karno. Cerita di balik itu adalah cerita yang sama dengan partai-partai sebelumnya yang mendukung Anies namun lebih kompleks," lanjutnya.
PDIP Pilih Usung Kadernya Sendiri
Diketahui, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri lebih memilih kader partainya sekaligus Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung untuk diusung sebagai bakal Calon Gubernur Jakarta pada Pilkada Jakarta 2024, dibanding mengusung Anies.
Mantan Sekjen PDIP itu diduetkan dengan kader PDIP lainnya sekaligus mantan Gubernur Banten, Rano Karno alias "Si Doel".
Sementara itu Pramono mengaku sempat menelepon Anies sebelum dirinya memutuskan maju di Pilkada Jakarta 2024.
Pramono menelepon Anies melalui Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Wijaya alias Aming.
"Ya secara jujur saya hari Minggu atau Sabtu saya telepon Mas Anies yang nyambungin sebenarnya Ketua DPD, saya bilang ke Mas Anies 'Mas bismillah mudah-mudahan kita cocok', saya sampaikan ke beliau," kata Pramono di kediamannya, Jalan Haji Ambas, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (28/8/2024).
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Abdi Ryanda Shakti)