Kisah Petugas Imigrasi di Pulau Terluar: Hidup Jauh dari Anak Istri, Mau Pulang Mahal di Ongkos
Jika ingin tahu suka dukanya menjadi PNS, tanyakanlah kepada para PNS yang bertugas di wilayah terpencil, wilayah perbatasan, atau pulau terluar
Penulis: Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, RANAI - Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) mungkin menjadi impian sebagian besar masyarakat Indonesia, selain menjadi anggota TNI atau Polri.
Jaminan gaji tetap setiap bulan hingga jaminan hari tua menjadi salah satu alasan mengapa setiap ada tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selalu membludak dengan para pelamar.
Lantas apakah benar menjadi PNS selalu enak? Sepertinya tidak.
Setiap pekerjaan memang selalu ada risikonya.
Begitu pula pekerjaan sebagai PNS.
Ada satu klausul yang wajib dipatuhi oleh semua PNS.
Seperti prajurit TNI dan polisi yang harus siap ditugaskan ke mana saja, PNS juga harus bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh instansi pemerintah.
Maka, jika ingin tahu suka dukanya menjadi PNS, tanyakanlah kepada PNS yang bertugas di wilayah terpencil, wilayah perbatasan, atau pulau terluar di Indonesia.
Baca juga: Beda dengan Kota Lain, di Kantor Imigrasi Ranai Dalam 2 Hari Kadang tak Ada yang Bikin Paspor
Para pegawai di Kantor Imigrasi Kelas II Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau mungkin salah satu yang bisa menceritakan itu.
Tedy Wibisono satu di antaranya.
Sejak 2019 atau sudah lima tahun lamanya Tedy bertugas di Kantor Imigrasi Kelas II Ranai sebagai Kasi Lalu Lintas Izin Tinggal Keimigrasian.
Sebelumnya ia bertugas di Kantor Imigrasi Kelas II Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Lima tahun di Ranai, banyak suka duka yang dirasakan Tedy.
Tapi ada satu hal paling berat yang ia rasakan, yakni hidup jauh dari keluarga, terutama anak dan istri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.