Kisah Petugas Imigrasi di Pulau Terluar: Hidup Jauh dari Anak Istri, Mau Pulang Mahal di Ongkos
Jika ingin tahu suka dukanya menjadi PNS, tanyakanlah kepada para PNS yang bertugas di wilayah terpencil, wilayah perbatasan, atau pulau terluar
Penulis: Dodi Esvandi
Harga tiketnya sekali terbang sekitar Rp2,6 juta.
Kemudian dari Batam ke Jakarta harga tiket termurah adalah Rp1 juta.
Maka untuk pulang ke Jakarta atau Bandung, Tedy harus menghabiskan ongkos pesawat Rp3,6 juta.
Jika dikali dua atau pulang pergi, maka ia harus merogoh kocek Rp7,2 juta.
Memang ada transportasi yang lebih murah, yakni dengan menumpang kapal Pelni KM Bukit Raya.
Harga tiketnya lumayan ramah di kantong, yakni Rp400 ribu untuk sekali perjalanan.
Namun, waktu yang dibutuhkan untuk sekali perjalanan kapal laut adalah 3 hari.
Jadwal kapalnya pun tak setiap hari ada, hanya ada sekali 14 hari.
Baca juga: Operasi Jagratara di Apartemen Kawasan Kelapa Gading, Petugas Imigrasi Amankan 8 WNA
Pada akhirnya, Tedy harus mengalah dengan keadaan.
Ia terpaksa hanya pulang pada momen penting dan waktu-waktu tertentu saja.
Lebaran misalnya.
"Kalau ada yang urgent tidak bisa pulang setiap saat," katanya.
"Yang paling sedih itu kalau misalnya istri atau anak sakit. Kita nggak bisa menjenguknya," ujar Tedy.
Saat pandemi Covid-19 Tedy sempat memboyong anak dan istrinya ke Natuna, karena saat itu anak sekolah semuanya belajar online.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.