Tanpa Kemewahan, Ini Sederet Gaya Sederhana Paus Fransiskus saat Tiba di Indonesia
Sederhana, satu kata itu yang banyak dilontarkan umat Katolik dan sejumlah pejabat saat melihat kehadiran Paus Franiskus di Indonesia.
Penulis: Theresia Felisiani
Selain itu, adapula teknologi baru yang terpasang dalam pesawat tersebut seperti perangkat winglet komposit baru untuk menghasilkan daya angkat lebih besar serta mengurang hambatan.
Kemudian, adapula teknologi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang hingga 25 persen ketimbang pesawat generasi sebelumnya.
Sementara, untuk daya jelajah maksimum dari Airbus A330-900 mencapai 13.334 kilometer.
Pesawat ini bersaing dengan tipe Boeing 777 yang kerap digunakan untuk sejumlah penerbangan di dunia, termasuk di Indonesia.
2. Penyambutan Sederhana di Bandara Soekarno-Hatta
Penyambutan Paus Fransiskus di Bandara Soekarno-Hatta kental dengan nuansa sederhana.
Begitu keluar dari lift khusus, Paus Fransiskus langsung disambut dengan karangan bunga yang dibawa oleh dua anak kecil yang mengenakan pakaian adat.
Paus Fransiskus kemudian memberikan salam, berkat juga rosario kepada kedua anak kecil tersebut.
Tampak Paus Fransiskus disambut oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, anggota Watimpres Gandi Sylistiyanto, Dubes RI untuk Vatikan Michael Trias Kuncahyono.
Selanjutnya Nuntius Mgr Piero Pippo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, Kardinal Ignatius Suharyo dan Ketua Panitia Kunjungan Paus, Ignasius Jonan.
3. Ogah Gunakan Mobil Mewah, Paus Fransiskus Pilih Naik Toyota Innova Zenix
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Paus Fransiskus juga tidak disambut dengan mobil mewah layaknya pejabat negara di Indonesia.
Adapun mobil mewah yang dimaksud seperti Mercedes Benz Tipe GLZ yang diperkirakan seharga Rp 2,6 miliar.
Dia hanya menumpangi Toyota Innova Zenix yang dikutip dari laman Toyota, hanya seharga Rp 430 juta
Bahkan, mobil tersebut digunakan selama lawatannya di Tanah Air.
4. Paus Fransiskus Duduk di Sebelah Sopir
Tak cuma sampai di situ, Paus Fransiskus pun enggan untuk duduk di kursi tengah dan lebih memilih duduk di sebelah supir.