Akan Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi Tak Lagi Jabat Menlu di Pemerintahan Prabowo?
Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto telah merestui Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi menjabat sebagai Utusan Khusus PBB.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto telah merestui Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi menjabat sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu air.
Presiden Jokowi menyetujui, dan Presiden terpilih Prabowo juga memberikan dukungan penuh kepada Retno untuk mengemban tugas tersebut.
Baca juga: VIDEO Satu Dekade Jabat Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi Berterima Kasih ke Negara Mitra
"Ini sudah saya konsultasikan dan mendapat persetujuan Presiden Jokowi. Presiden terpilih Prabowo Subianto juga memberikan dukungan penuh atas penunjukan ini," kata Retno dalam keterangan resminya, Jumat (13/9/2024).
Pengumuman penunjukan Retno sebagai Utusan Khusus disampaikan langsung Sekjen PBB Antonio Guterres pada Jumat (13/9/2024).
Retno pun menerima kesempatan tersebut, dan akan efektif menjabat per 1 November 2024 atau setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai Menlu RI.
Ia menjelaskan bahwa data menunjukkan ada 2,1 miliar orang tidak memiliki akses terhadap layanan air minum yang dikelola secara aman.
Kemudian ada 4,5 miliar orang di dunia yang tidak memiliki akses sanitasi yang dikelola secara aman.
Kelangkaan air juga telah mempengaruhi 4 dari 10 orang, di mana 90 persen dari semua bencana alam punya keterkaitan dengan isu air.
Kemudian 80 persen air limbah mengalir kembali ke ekosistem tanpa adanya pengolahan.
Baca juga: Rapat Terakhir di DPR, Menlu Retno Marsudi Titip Isu Kemerdekaan Palestina Terus Diperjuangkan
Kelangkaan air sudah mempengaruhi 4 dari setiap 10 orang.
90 persen dari semua bencana alam terkait dengan isu air.
Dan 80 persen air limbah mengalir kembali ke ekosistem tanpa diolah atau digunakan kembali.
Hal ini yang membuat Retno tergerak untuk ikut andil dalam mengatasi persoalan air dunia.
"Bismillah, semoga saya dapat menjalankan tugas internasional ini dengan baik. Mohon doa restunya," kata dia.
Adapun Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Air ini mengemban tugas dalam upaya memastikan masa depan terkait isu air, dengan mengadvokasi kerja sama politik, ekonomi, dan sosial budaya di semua tingkatan.
Utusan Khusus juga berperan meningkatkan kerja sama dan sinergi internasional di antara berbagai isu soal air, dalam mendukung pencapaian semua tujuan dan target.
Seperti menindaklanjuti hasil Konferensi Air PBB 2023, dan memanfaatkan hasil yang dicapai untuk Konferensi Air PBB Tahun 2026.
Dalam mengemban tugas ini, Retno Marsudi akan bekerja sama dengan UN-Water dan anggotanya, dalam mendukung implementasi strategi seluruh sistem PBB tentang air dan sanitasi pada semua tingkatan.
Serta menjadikan masalah air sebagai agenda politik utama baik di dalam maupun di luar PBB, memobilisasi aksi dan sumber pendanaan guna menangani krisis air dunia, dan mendorong pemenuhan target air demi tercapainya perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia.
Dalam keterangan resmi PBB, keputusan memilih Retno Marsudi lantaran Retno punya pengalaman luar biasa dalam diplomasi selama hampir 4 dekade, menjadi Menteri Luar Negeri RI 2014-2024, ikut mengawasi Forum Air Dunia ke-10 di Bali pada 2024 yang mengarah ke deklarasi menteri dan kesepakatan secara konsensus hasil forum.
Retno Marsudi juga dipandang memperlihatkan dedikasi yang tercermin lewat kepemimpinan Indonesia sebagai anggota tidak permanen Dewan Keamanan PBB (2019-2020), Presidensi G20 pada 2022, Ketua ASEAN pada 2023.
Pada tahun 2021 atau selama pandemi Covid-19, Retno Marsudi juga ditunjuk sebagai Ketua Bersama Kelompok Keterlibatan Komitmen Pasar Lanjutan (AMC) COVAX dalam mendukung partisipasi 92 ekonomi menengah ke bawah dan berpenghasilan rendah, serta memastikan akses vaksin Covid-19 yang adil.
Retno Marsudi juga pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Belanda pada 2012-2014, dan Duta Besar untuk Islandia dan Norwegia pada 2005-2008.