Wujudkan Kesejahteraan Petani Lewat Tanam Padi Berbasis Biostimulan di Karawang
Pengembangan inovasi pertanian terus maju seiring berjalannya waktu dan penemuan hal baru di bidang pertanian, di antaranya berbasis biostimulan
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
“Mudah-mudahan ke depan bukan hanya produksinya yang naik tapi petaninya sejahtera dan kami ikut sumbangsih membentuk masyarakat petani yang ATTA, adaptif, tangguh, tanggung jawab dan amanah itu yang jadi harapan kami. Di Biotani ini bisa ikut membangun masyarakat petani terutama di Karawang ke depannya barangkali ini bisa di copy paste template ke daerah-daerah yang lain,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, perwakilan petani Karawang, Dede, mengungkapkan proses yang dialaminya ketika mempraktikan lahan taninya berbasis biostimulan.
Dede bercerita jika awalnya ia harus melakukan perendaman bibit dan diperam masing-masing selama 48 jam atau 2 hari. Namun, ketika mengunakan biostimulan hanya memerlukan waktu selama 24 jam atau satu hari.
Dia juga mengaku sempat khawatir karena selepas diperam, bibit tak menunjukan akar dan tunas. Namun, karena bimbingan dari Azhar dan tim di PT Bitani Alam Lestari, dia memutuskan untuk menebar bibit di media tanam.
Dede pun terkejut ketika memasuki hari ke-18, justru bibit tersebut telah tumbuh lebih tinggi dibanding bibit yang tak menggunakan biostimulan. Padahal, dia menyebut bahwa bibit padi biasanya baru tumbuh dengan ukuran siap tanam di sawah pada hari ke-25.
Selain itu, dia juga melakukan pengamatan selama proses tanam di sawah. Dede merasa bahwa sistem tanam padi berbasis biostimulan justru menunjukan percepatan media tanam dan menghasilkan bulir gabah yang banyak.
“Sebenarnya minggu-minggu kemarin hari Minggu sudah siap secara keseluruhan normal usia panen itu normal, karena memang kita pingin merawat tanaman itu sampai sesuai dengan deskripsinya agar hasilnya pun lebih maksimal,” pungkasnya.