Ramai Soal Klaim Batik Asal Malaysia, Begini Kata Pemerhati Batik
Batik telah diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan tak benda.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu yang lalu keberadaan Batik kembali menjadi perdebatan.
Hal ini bermula ketika YouTuber IShowSpeed diberi hadiah baju batik ketika melakukan live vlog di Mayalsia.
Fans IShowSpeed tersebut mengucapkan jika batik merupakan pakaian tradisional Malaysia.
Perdebatan antara netizen Indonesia dan Malaysia pun memanas ketika beredar di media sosial sebuah baliho bertuliskan 'Ini Batik Malaysia, jangan salah pilih Batik."
Batik telah diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan tak benda yang berasal dari Indonesia.
Di situs resmi UNESCO tertera bahwa Batik Indonesia diakui UNESCO secara resmi sebagai warisan dunia pada 2 Oktober 2009.
Terkait perdebatan ini, Pemerhati dan Motivator Batik Indonesia Indra Thajani beri tanggapan.
Menurut Indra, masyarakat Indonesia jangan lupa, jika pengakuan UNESCO tidaklah selamanya.
Sehingga bangsa kita harus selalu melestarikan dan mengembangkan Batik.
"Jangan salah ya, kita diberi pengakuan dari UNESCO itu bukan milik selamanya. Jadi itu tugas kita semua untuk mengajak siapa saja untuk memakai batik, mengembangkan batik dan juga menjaga para pembatik," ungkapnya di bilangan Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Baca juga: Sejarah Batik Indonesia hingga Ditetapkan Jadi Warisan Dunia
Agar Batik tetap diakui dan 'hidup', maka masyarakat harus terus berkarya serta membelinya.
Di sisi lain, menurut Indra memang tidak bisa dipungkiri jika keberadaan Batik di negara lain seperti Malaysia.
"Karena mereka yang di sana, pengerajin di sana, juga tentunya berasal dari Jawa. Tapi mereka kemudian sekarang bertempat tinggal di negara lain," imbuhnya.
Keberadaan Batik di negara lain hadir dari para perantau asal Indonesia yang membawa budaya membatik di sana.
"Jadi kalau pindah, kan kita membuat budaya kita sendiri. Oleh karena itu mereka juga di tempat yang sekarang mereka membuat (Batik)," sambungannya.
Namun, Indra mengatakan pada masyarakat untuk tidak perlu khawatir.
Langkah utama yang perlu dilakukan menurut Indra adalah menumbuhkan keinginan untuk selalu melestarikan Batik.
"Caranya dengan memakai, membeli Batik, sedapat mungkin yang ditulis atau yang dicat. Jangan (hanya) yang digital," tutupnya