Jessica Wongso Melawan Lewat PK, Otto Hasibuan Ungkap Rekaman CCTV yang Disimpan Ayah Mirna
Terpidana kasus kopi sianida, Jessica Kumala Wongso mengajukan PK ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kuasa hukum siapkan novum pamungkas.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
Sehingga, lanjut Otto, rangkaian CCTV yang dihadirkan dalam persidangan itu sudah tidak utuh lagi karena ada bagian yang hilang.
Jika ada rekaman CCTV yang luput dari persidangan, fakta yang ada juga menjadi terputus.
"Nah salah satu di antaranya adalah itu yang diambil oleh Darmawan Salihin."
"Kalau sudah ada yang terambil secara tidak sah, berarti potensi yang lain pun sudah ada kemungkinan diambil, jadi tidak lagi tersambung, ada yang terputus," tukasnya.
Otto mengakatan, CCTV yang diduga ditunjukkan oleh Edi sudah didapatkan pihaknya setelah berkomunikasi dengan stasiun televisi yang melakukan wawancara tersebut.
Rekaman itu juga telah dianalisis oleh timnya.
Selain itu, Otto mengklaim, ada bukti kuat yang bisa menunjukkan kalau rekaman CCTV yang dulu ditampilkan ke hakim telah direkayasa.
"Ada 37 gambar (rekaman) yang berubah. Yang aslinya high definition berubah menjadi standard definition. Pixel-nya juga berubah semua," terang Otto, dilansir Kompas.com.
Berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP), saksi ahli bernama Christopher mengatakan rekaman CCTV awalnya memiliki resolusi tinggi, yakni 1920x1080 pixel.
Namun, dalam persidangan, beberapa rekaman yang ditampilkan hanya memiliki resolusi 960x576 pixel atau kurang dari setengah aslinya.
Hal ini terlihat dalam rekaman CCTV 9 yang terbagi menjadi dua segmen.
Baca juga: PN Jakarta Pusat Segera Pelajari Berkas Peninjauan Kembali Kasus Kopi Sianida Jessica Wongso
Segmen pertama dari pukul 15.35-16.59, saat penyajian "Vietnam ice coffe", masih dalam kualitas high definition.
Namun, segmen kedua, yakni dari pukul 16.59-18-25 WIB, saat Mirna meminum kopi, video rekaman menunjukkan penurunan kualitas.
Penurunan kualitas ini, menurut Otto, menyebabkan kesalahan interpretasi oleh saksi ahli.
"(Dalam sidang) ahli toksikologi itu melihat warna yang berbeda-beda, seakan-akan ada sesuatu yang dimasukkan."
"Padahal, perbedaan warna ini bukan karena gelasnya berubah warna, tapi karena kualitas gambarnya yang berbeda," papar dia.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Shela Octavia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.