Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Transkrip Pidato Perdana Prabowo sebagai Presiden RI, Singgung Cita-cita untuk Indonesia

Prabowo resmi menjadi Presiden RI setelah dilantik dalam sidang paripurna MPR. Ini pidato perdananya.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Transkrip Pidato Perdana Prabowo sebagai Presiden RI, Singgung Cita-cita untuk Indonesia
YouTube Sekretariat Presiden
Prabowo Subianto berpidato secara perdana setelah resmi dilantik menjadi Presiden ke-8 RI dalam Sidang Paripurna MPR yang digelar di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (20/10/2024). 

Saudara-saudara sekalian, kita harus mengerti selalu, sadar selalu, bahwa bangsa yang merdeka di mana rakyatanya merdeka. Rakyat harus bebas dari ketakutan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, bebas dari penderitaan.

Saudara-saudara sekalian, masih ada saudara-saudara kita usianya di atas 70 tahun masih menarik becak. Ini bukan ciri-ciri bangsa yang merdeka. Hanya kalau kita bisa wujudkan itu, baru kita puas dan bangga dengan prestasi Indonesia Merdeka.

Sebelum itu, marilah kita kerja keras. Marilah berjuang tanpa menyerah. Marilah kita menghimpun dan menjaga kekayaan kita, jangan mau kekayaan kita diambil murah oleh pihak-pihak lain.

Saudara-saudara sekalian, kekayaan kita harus sebesar-besarnya untuk rakyat kita. Ini tidak mudah untuk kita capai, tapi kita bisa capai kalau kita bersatu dan bekerjasama. Marilah kita bangun masa depan bersama, marilah kita mengangkat rekan-rekan kita, walaupun berbeda, kita adalah anak Indonesia.

Presiden Joko Widodo beberapa kali mengalahkan saya. Tapi begitu beliau menang, beliau mengajak saya bersatu dan saya menerima ajakan itu. Sekarang, saya yang menang dan saya mengajak semua pihak, ayo bersatu!

Saudara-saudara sekalian, dalam menghadapi dunia internasional, Indonesia memilih jalan bebas aktif, nonblok, non-align. Kita tidak mau ikut pakta-pakta militer manapun. Kita memilih jalan bersahabat dengan semua negara. Sudah saya berkali-kali saya canangkan, Indonesia akan menjalani politik luar negeri sebagai negara yang ingi menjadi tetangga yang baik. We want to be a good neighbour.

Dengan demikian, kita ingin menjadi sahabat semua negara. Tapi, kita punya prinsip, bahwa prinsip kita anti penjajahan karena kita pernah mengalami penjajahan. Kita anti penindasan karena kita pernah ditindas. Kita anti rasialisme, apartheid karena kita pernah mengalami apartheid. Bahkan, kita digolongkan lebih rendah dari anjing.

BERITA REKOMENDASI

Karena itu, kita punya prinsip bahwa kita harus solider, kita harus membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Pemerintah Presiden Joko Widodo sudah mengirimkan banyak bantuan hari ini. Kita punya banyak tim medis yang bekerja di Gaza dan Rafah dengan risiko yang tinggi. Dan kita pun siap mengirim bantuan yang lebih banyak dan kita siap evakuasi mereka-mereka yang luka. Kita siapkan semua rumah sakit tentara kita dan rumah sakit lain untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.

Saudara-saudara, kita menjadi bangsa yang harus berterimakasih kepada generasi pembebas. Kepada Bung Karno, Bung Hatta. Pahlawan-pahlawan yang lain, I Gusti Ngurah Rai, Pattimura, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, semua pahlawan yang tidak bisa kita sebut satu persatu. Tapi, mereka yang membayar saham dengan darah dan air mata mereka.

Sekarang, kita ucapkan terimakasih kepada Presiden Republik Indonesia ke-7. Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden, Prof. Ma'ruf Amin, terimakasih atas kepemimpinan bapak. Terimakasih atas kenegarawanan bapak. Bapak telah menahkodai bangsa ini melalui krisis-krisis yang sangat berat. Jangan kita merasakan hari ini. Ingat kita saat Covid, kita saja mau keluar rumah saja takut.

Semua pihak dalam dan luar negeri, menelepon beliau terus, menekan beliau terus minta lockdown, lockdown, lockdown. Beliau menolak, beliau berpikir, kalau kita lockdown bagaimana wong cilik, bagaimana warung tegal, bagaimana ojol, bagaimana rakyat-rakyat yang makannya dari upah harian. Jangan lupa kita prestasi pemimpin-pemimpin kita. Terimakasih Bapak Jokowi, terimakasih Bapak Ma'ruf Amin, Anda telah berjasa, Anda akan dikenang sebagai putra Indonesia yang termasuk terbaik.

Saudara-saudara sekalian, akhir kata saya mohon doa restu saudara-saudara. Mari kita bangun Indonesia di atas landasan yang sudah dirintis oleh pendahulu-pendahulu kita. Mari kita belajar semua kekurangan kita akui dan kita perbaiki. Hentikan dendam, hilangkan kebencian, bangun kerukunan, bangun gotong royong. Itu kepribadian bangsa kita, itu ajaran Bung Karno sendiri.


Saudara-saudara sekalian, kami siap melanjutkan estafet kepemimpinan. Kita siap bekerja keras menuju Indonesia Emas, menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. Kita tidak mau mengganggu negara lain, tapi kita juga tidak mengizinkan bangsa manapun untuk mengganggu kita.

Semoga Tuhan Yang Maha Besar, Allah SWT, yang memiliki sekian alam, semoga melindungi kita, menyertai kita semua dalam perjalanan kita dan pengabdian kita kepada bangsa negara kita. Kita juga berdoa pada Yang Maha Kuasa agar tamu-tamu agung kita akan kembali ke rumah mereka masing-masing dalam keadaan aman dan terus bersahabat kita.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita sekalian. Syalom, Om Shanti Shanti Om, Namo Buddhaya, Rahayu, Rahayu. Merdeka! Merdeka! Merdeka!"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Pelantikan Prabowo dan Gibran 

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas