Pentingnya Meningkatkan Pemahaman Zakat, Infak dan Sedekah di Kalangan Generasi Muda
Saat ini masih menghadapi tantangan berupa kurangnya pemahaman mendalam tentang peran zakat, keterbatasan ekonomi generasi hingga prioritas konsumtif.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesadaran anak muda dalam berzakat, infak dan sedekah cenderung meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meskipun masih ada tantangan yang perlu dihadapi.
Peningkatan literasi keuangan Islam, pemanfaatan teknologi lembaga zakat, kesadaran sosial sosial yang tinggi, sosialisasi yang tinggi hingga kolaborasi dengan brand atau komunitas menjadi daya tarik zakat bagi generasi muda.
Baca juga: Kementerian Agama: Kampung Zakat dan KUA Bantu Ekonomi Umat
Namun, saat ini masih menghadapi tantangan berupa kurangnya pemahaman mendalam tentang peran zakat, keterbatasan ekonomi generasi hingga prioritas konsumtif.
Untuk meningkatkan kesadaran berzakat, diperlukan kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, lembaga zakat, dan komunitas pemuda dalam menyediakan pendidikan yang menarik, aksesibilitas teknologi, dan program-program inovatif.
Baca juga: Potensi Zakat Rp 400 Triliun, Kemenag Minta Lembaga Zakat Tingkatkan Kualitas Pengelolaan
Praktisi bidang zakat ini, Setiadi Ihsan mengatakan, pentingnya memperkenalkan konsep zakat dan profesi amil kepada anak muda khususnya mahasiswa dengan harapan meningkatkan kesadaran generasi muda tentang peran zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Bahwa sebenarnya dana yang dikumpulkan melalui dana zakat, infak dan sedekah bisa berperan penting pemberdayaan ekonomi, pembangunan infrastruktur sosial, dan pengembangan pendidikan," kata Setiadi Ihsan saat acara Bakrie Amanah Goes To Campus di Jakarta belum lama ini.
Lebih dari 126 peserta, termasuk dosen dan mahasiswa, berpartisipasi aktif dalam diskusi yang membahas profesi amil dan potensi zakat dalam membantu mengentaskan kemiskinan.
Dana-dana yang dikelola secara profesional itu, kata Direktur Bakrie Amanah juga dapat digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, mendukung pendidikan melalui program beasiswa, membangun infrastruktur sosial bahkan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat kurang mampu.
Sementara Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Bakrie, Ardiansyah mengatakan, amil zakat sebagai salah satu profesi yang mulia, telah ada sejak zaman Rasulullah SAW.
“Profesi amil adalah profesi yang sangat mulia karena tidak semua orang mampu menjalankan amanah ini,” jelas Ardi.
Baca juga: Ada Zakat Barang Temuan, Ini Panduan Lengkap Cara Menghitung Zakat Serta Nisab Masing-masing
Ketua Yayasan Bakrie Amanah, Hendrajanto Marta Sakti mengatakan, berzakat, infak, dan sedekah tidak akan mengurangi harta melainkan merupakan ungkapan terima kasih atas rezeki yang telah kita terima.
Denisa Azzura, penerima Beasiswa Tangguh, peserta program internship hingga akhirnya menjadi amil juga memotivasi mahasiswa untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Teruslah belajar dan beradaptasi dengan perubahan, karena kemampuan untuk berkembang akan membawa kalian menuju kesuksesan,” ujar Denisa.