Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional, Bandara Soetta Diduga Pajang Gambar Satwa Asing, Ekolog Bersuara
Inilah tanggapan Ekolog Satwa Liar setelah tahu Bandara Soekarno-Hatta pajang foto satwa asing di Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN).
Penulis: Rifqah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Namun, yang terjadi selama ini, para hobbyist itu justru merasa kurang terfasilitasi.
Bahkan, lebih cenderung merasa terhambat untuk bisa mendokumentasikan kekayaan flora dan fauna yang ada di Indonesia, khususnya di kawasan konservasi sendiri.
Pasalnya, di kawasan konservasi itu diterapkan tarif atau prosedur, di mana hal tersebut justru membatasi aktivitas pehobi fotografi.
Padahal, para hobbyist itu seharusnya didukung dan difasilitasi untuk membantu mendokumentasikan kekayaan flora dan fauna tersebut.
"Yang terjadi selama ini, banyak hobbyist yang merasa kurang terfasilitasi, bahkan sepertinya cenderung merasa terhambat untuk dapat mendokumentasikan kekayaan flora-fauna di alam, khususnya kawasan konservasi."
"Pengelola kawasan akhir-akhir ini menetapkan tarif atau prosedur yang cenderung membatasi aktivitas pehobi fotografi."
"Mereka seharusnya justru didukung dan difasilitasi serta digandeng untuk membantu mendokumentasikan dan meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat untuk pelestarian flora-fauna Indonesia," jelas Sunarto.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari pihak Bandara Soetta mengenai hal tersebut.
Triple Planetary Crisis
Pada momen peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional ini, Sunarto juga tengah menyoroti mengenai Triple Planetary Crisis.
"Kita secara global sedang mengalami Triple Planetary Crisis. Salah satunya kemerosotan kehati (populasi flora-fauna asli)," ungkapnya.
Untuk diketahui, Triple Planetary Crisis adalah tiga krisis besar yang sedang berlangsung secara bersamaan di bumi kita, yaitu krisis iklim, krisis biodiversitas, dan krisis polusi.
Ketiga krisis ini saling berkaitan dan bersifat saling memperkuat, menciptakan tantangan yang kompleks dan mendalam terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan manusia.
Meski demikian, kata Sunarto, masih ada peluang untuk mengatasinya, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat hingga soal pendanaannya.
"Kita (Indonesia) sebagai hotspot biodiversitas punya tantangan tersendiri. Namun, ada banyak peluang juga, seperti dari semakin meningkatnya kesadaran global, skema pendanaan dan lain-lain."