Fadli Zon Sebut RI Jadi Peradaban Tertua di Dunia, Manusia Purba Disebut Berawal dari Jawa
Fadli pun membantah teori barat yang mengungkap homo erectus atau manusia purba pertama kali berasal dari Afrika
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kebudayaan RI Fadl Zon mengatakan Indonesia menjadi peradaban tertua di dunia. Bukan tanpa alasan, ia menyatakan banyak artefak hingga fosil tertua di dunia ditemukan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Mulanya, ia berbicara bahwasanya situs Sangiran adalah pusat prasejarah terlengkap yang ada di dunia. Bahkan, situs arkeologi yang berada di Jawa Tengah itu menjadi yang paling tertua di dunia.
"Sangiran ini sebagai pusat prasejarah dunia, saya kira tidak ada yang mengalahkan Sangiran ini secara artefak. Dan ini salah satu yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah peradaban tertua di dunia, dari artefak, fosil dan lain-lain. Di sini, di Sangiran dan sekitarnya," kata Fadli Zon.
Politisi Gerindra itu menyampaikan Indonesia merupakan pusat peradaban tertua di dunia.
Baca juga: Fadli Zon Ajukan Reog Ponorogo Hingga Kebaya Jadi Situs Warisan Dunia ke UNESCO
Bahkan, tanah air paling banyak menemukan situs penting di zaman manusia purba.
"Saya kira banyak kita menemukan situs-situs yang penting termasuk artefak-artefak penting menunjukkan bahwa sebelum kita menjadi homo sapiens sudah ada meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus, homo erectus yang usianya 2 juta tahun, 1-1,8 juta tahun dan lain-lain, menunjukkan bahwa kita ini adalah yang tertua," ungkapnya.
Fadli pun membantah teori barat yang mengungkap homo erectus atau manusia purba pertama kali berasal dari Afrika.
Baginya, manusia purba justru berasal dari Jawa yang kemudian bermigrasi ke negara Afrika.
"Saya kira teori ini juga harus kita challenge yang di Barat, bahwa seolah-olah homo erectus itu berjalan dari Afrika kemudian menuju Jawa dan punah di Jawa. Mungkin justru sebaliknya, dari Jawa ke utara ke Afrika," pungkasnya.