Kaburnya Murtala Ilyas Cs dari Rutan Salemba Diduga Dibantu Orang dari Luar: Coran Semen Dijebol
Penghancuran coran semen penahan tralis besi gorong-gorong itu diduga dilakukan pada saat kondisi sepi dan hujan lebat.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaburnya gembong narkoba Murtala Ilyas bersama enam narapidana dan tahanan kasus narkoba lainnya dari Rutan Salemba Jakarta Pusat pada Selasa dini hari lalu, terbilang cepat dan rapi.
Sebab, Murtala Ilyas cs bisa melarikan diri dari ketatnya pengamanan Rutan Salemba, setelah merusak teralis kamar sel hingga menyusuri saluran air alias gorong-gorong yang terhubung ke jalan di luar rutan.
Sementara itu, gorong-gorong itu sendiri terbilang sempit dan disertai pengaman teralis besi padat penghalang.
Apalagi, ujung gorong-gorong tersebut berhadapan langsung dengan pos keamanan RW 04, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang biasanya dijaga petugas keamanan.
Tribunews mendatangi gorong-gorong yang jadi akses tujuh napi tersebut melarikan diri dari Rutan Salemba.
Dari pengamatan di lokasi, tampak gorong-gorong tersebut berdimeter sekitar 1 meter, dan terdapat tiga lapis teralis besi penghalang. Setiap lapisan, terdiri dari enam jeruji besi.
Di sisi luar gorong-gorong, terdapat dua lapis teralis besi. Adapun, kondisinya sudah berkarat dan mulai keropos pada sisi lainnya.
Para narapidana itu diduga menjebol sebanyak tiga tiang teralis di setiap lapisan.
Hal ini terlihat dari teralis besi yang sudah bolong dan telah ditutup kembali oleh petugas.
Sedangkan, di sisi terluar, petugas menambah pengamanan dengan memasang tralis besi baru berukuran 1,5 x 1 meter.
Baca juga: Rouf, Sopir Truk Tersangka Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara
Dari pengamatan Tribunnews di lokasi, tidak ada kamera CCTV yang terpasang mengarah ke area gorong-gorong saluran air, pintu para narapidana kabur.
Hanya terdapat lampu LED berukuran besar yang terpasang mengarah ke jalan.
Adapun, kamera CCTV berwarna putih terlihat terpasang dekat gorong-gorong itu. Namun, tak mengarah ke jalan ataupun ke gorong-gorong tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun Tribunnews, ada orang dari luar Rutan Salemba yang sudah menjebol lapisan terluar teralis besi gorong-gorong pada sehari sebelum para narapidana kabur.
Sebab, pada sisi terluar teralis besi gorong-gorong itu, ada lapisan coran semen yang membentang dan menahan tralis besi sisi terluar.
Baca juga: Tanpa CCTV, Ini Gorong-gorong Tempat Kaburnya Gembong Narkoba Murtala Ilyas dari Rutan Salemba
Dugaan sumber, coran semen penahan tralis besi yang dijebol para narapidana, dihancurkan oleh orang dari luar Rutan pada saat hujan lebat mengguyur wilayah itu pada Senin (11/11/2024) sore hingga malam.
Penghancuran coran semen penahan tralis besi gorong-gorong itu diduga dilakukan pada saat kondisi sepi dan hujan lebat.
Hal ini pun diperkuat oleh keterangan Effendi (61 tahun), salah seorang penjaga keamanan RW 04 setempat, samping komplek Rutan Salemba.
Effendi mengaku mengetahui adanya coran semen yang menahan tralis besi gorong-gorong.
Namun, selepas kaburnya para narapidana, coran semen itu hancur dan menyisakan tralis besi yang telah bengkok dan terbuka.
“Dulu ada ini coran semennya buat nahan tralis, tapi saya baru liat (selasa pagi) sudah hancur. Saya enggak tahu persis kapan hancurnya, karena enggak memperhatikan pas jaga malam itu,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM DKI Jakarta, Tony Nainggolan mengatakan, tujuh tahanan yang melarikan diri ada yang masih berstatus tahanan atau masih menjalani proses sidang dan sudah berstatus terpidana.
"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Tony saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa lalu.
Baca juga: Pria Lansia di Mojokerto Terbakar Hidup-hidup Saat Rumahnya Dilalap si Jago Merah
Investigasi yang dilakukan meliputi pemeriksaan internal terhadap para petugas Rutan Salemba yang bertugas ketika ketujuh tahanan melarikan diri dari dalam sel.
Diharapkan dalam waktu dekat tujuh tahanan Rutan Salemba yang melarikan diri tersebut dapat segera diamankan petugas gabungan dari Ditjenpas dan aparat kepolisian.
"Rutan Jakarta Pusat bersama Ditjenpas juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat. Mohon dukungan masyarakat," kata Tony.
Murtala Ilyas Gembong Narkoba Internasional Asal Aceh
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM DKI Jakarta, Tony Nainggolan mengatakan tujuh tahanan yang melarikan diri ada yang masih berstatus tahanan atau masih menjalani proses sidang dan sudah berstatus terpidana.
"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Tony saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/11/2024).
Belum diketahui pasti cara mereka menjebol teralis.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi membenarkan satu dari tujuh tahanan yang kabur dari Rumah Tahanan atau Rutan (rumah tahanan) Salemba, Jakarta Pusat ialah gembong narkoba Murtala bin Ilyas alias Murtala Ilyas.
Baca juga: Bayaran Oknum Pegawai Komdigi Saat Lindungi Situs Judi Online dari Pemblokiran: Rp 24 Juta Per Bulan
Menurutnya, saat ini pemburuan masih dilakukan guna menangkap ketujuh narapidana yang melarikan diri dengan cara memotong teralis besi.
"Benar salah satunya adalah Murtala," ucap Ade Ary kepada wartawan, Rabu (13/11/2024).
Murtala Ilyas diketahui ditangkap pada Maret 2024 lalu oleh tim Polres Metro Jakarta Barat.
Murtala ditangkap bersama pria berinisial MR (42) saat polisi menggeledah gudang penyimpanan narkotika jenis sabu di sebuah klaster perumahan di Taman Sari, Tanjung Sari, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Sebanyak satu kuintal atau 100 kg sabu-sabu yang tersimpan dalam 6 boks kontainer plastik berwarna merah dalam 100 paket disita dari tangan Murtala dan MR.
Polisi pun menangkap lima orang lain yang merupakan anak buah Murtala, yaitu WP, RD, SD (44), AN (42), dan ML.
Dari hasil pengungkapan MT sebagai otak intelektual dari kelompok ini atau bandar besar narkoba.
Murtala Ilyas, 45 tahun, berasal dari Aceh, yaitu Desa Pang Ahmad RT 00 RW 00 Kelurahan Meunasah BlangK Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Baca juga: Cuti saat 7 Napi Narkoba Kabur, Kepala Rutan Salemba Kini Dinonaktifkan dan Diperiksa
Kapolres Jakarta Barat, Komisaris Besar M Syahduddi menyatakan Murtala Ilyas merupakan jaringan narkotika internasional. Sebab, narkotika jenis sabu yang disita dari Murtala diselundupkan dari Malaysia ke Indonesia melalui Aceh. Dari sana, sabu ditransitkan di Medan untuk kemudian dibawa ke Jakarta.
"Jadi inilah jaringan internasional yang meliputi wilayah Malaysia-Aceh-Medan-Jakarta," ujar Syahduddi dalam jumpa pers di Polres Metro Jakbar, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024.