Merayakan Cita Rasa Eropa melalui Kelezatan Parmigiano Reggiano dan Mel dos Açores
Mengenal Lebih Dekat Indikasi Geografis: Pelajari proses pembuatan dan sejarah di balik Mel dos Açores dan Keju Parmigiano Reggiano.
TRIBUNNEWS.COM - Siap untuk petualangan kuliner yang tak terlupakan? Bayangkan menyantap hidangan istimewa yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga membawa Anda ke dalam perjalanan waktu dan budaya.
Setiap suapan adalah sebuah cerita, sebuah warisan dari nenek moyang yang telah dibentuk oleh alam dan tradisi daerah asalnya. Cita rasa unik yang dihasilkan oleh para pembuat hidangan yang diturunkan dari generasi ke generasi ini menjadi perlambangan khas sebuah tanah dan iklim.
Inilah yang dimaksud dengan geographical indications (GIs). GIs adalah bentuk perlindungan hak kekayaan intelektual yang menghubungkan suatu produk dengan asal geografis tertentu, memastikan kualitas, reputasi, dan karakteristiknya terkait erat dengan tempat tersebut.
Di Indonesia, lebih dari 150 GIs lokal telah terdaftar untuk dilindungi, banyak di antaranya terkait dengan destinasi wisata terkenal di negeri ini. Misalnya, Kopi Arabika Kintamani Bali, produk pertama yang dilindungi oleh sistem GIs Indonesia.
Terkenal dengan Gunung Batur dan Danau Baturnya, Kintamani adalah salah satu kawasan paling spektakuler di Pulau Dewata. Kopi Arabika Kintamani Bali yang ditanam langsung di daerah ini menjadi salah satu kopi terbaik dari Indonesia. Produk kopi ini diperkirakan telah diekspor ke pasar internasional sejak awal abad ke-19. Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali pun sering membeli kopi arabika ini sebagai oleh-oleh khas.
Melalui proses produksi yang teliti, GIs menjadi perwujudan kehidupan budaya dan ekonomi suatu daerah, yang juga dapat berdampak besar pada masyarakat lokal dan industri kuliner global. Terlebih, GIs juga mendorong perkembangan sektor pariwisata lokal serta pelestarian warisan budaya.
Parmigiano Reggiano: Keju Ikonik Italia
Di Eropa, terdapat dua produk GIs yang telah memperkaya khasanah kuliner dunia. Satu berasal dari padang rumput di Italia utara, sedangkan yang satu lagi berasal dari kepulauan Azores di Atlantik, Portugal.
Sudah bukan rahasia bahwa Italia memiliki kekayaan kuliner yang beragam. Salah satu yang mewakili tradisi Italia adalah Parmigiano Reggiano. Dijuluki 'Raja Keju', produk ini telah menjadi simbol kekayaan kuliner Italia dengan kehebatan para pembuatnya.
Asal-usul Parmigiano Reggiano dapat ditelusuri sejak Abad Pertengahan, ketika para biarawan Benediktin dan Sistersian berupaya menciptakan keju yang tahan lama. Catatan sejarah dari tahun 1254 di Genoa menunjukkan perdagangan awal Parmigiano Reggiano, yang menandakan pengakuan luasnya bahkan sejak zaman tersebut. Akarnya tertanam kuat di provinsi Parma, Reggio Emilia, Modena, serta sebagian Bologna dan Mantova.
Produksi Parmigiano Reggiano adalah bukti seni pembuatan keju. Prosesnya dimulai dengan susu mentah dari sapi yang diberi makan terutama dari pakan lokal. Susu ini kemudian diolah secara tradisional tanpa melalui proses pemanasan, sehingga semua cita rasa alami susu tetap terjaga. Setiap hari, susu segar ini diproses secara detail, mulai dari menggumpalkan susu dalam bejana tembaga hingga proses perendaman dalam air garam.
Setelah itu, keju-keju muda ini akan menjalani masa pematangan yang panjang, minimal selama 12 bulan di dalam ruangan khusus dengan kondisi suhu dan kelembaban yang dapat disesuaikan. Selama masa pematangan ini, keju akan mengalami perubahan kimiawi yang kompleks, menghasilkan rasa yang kaya, aroma yang khas, dan tekstur yang keras serta sedikit renyah.
Kulitnya yang berwarna kuning muda seperti jerami dan teksturnya yang halus membuat Parmigiano Reggiano mudah dikenali. Aromanya harum dan lembut, sementara rasanya kuat namun tidak terlalu tajam.
Baca juga: Mengungkap Misteri Pintu Kematian di Bergamo Italia, Tradisi Unik Abad Pertengahan
Keju ini juga kaya akan nutrisi seperti kalsium dan fosfor serta secara alami bebas laktosa. Selain itu, beberapa produk Parmigiano Reggiano dipasarkan sebagai produk halal.
Parmigiano Reggiano bukan hanya sekadar produk makanan, tetapi juga menghadirkan sebuah pengalaman. Keju khas Italia ini telah memikat hati pecinta kuliner dari seluruh dunia, menarik mereka untuk datang langsung ke daerah asalnya, berkunjung dan berkeliling ke pabriknya, mencicipi keju unik ini secara langsung, dan mengikuti festival yang merayakan keistimewaan Parmigiano Reggiano.
Konsorsium Parmigiano Reggiano yang bertanggung jawab menjaga kualitas dan reputasi keju ini menawarkan pengalaman tur yang sangat informatif. Para pengunjung akan diajak berkeliling di dalam fasilitas produksi, melihat langsung bagaimana susu diolah menjadi keju, disimpan di ruang garam, dan kemudian dimatangkan hingga mencapai cita rasa yang sempurna.
Puncak dari tur ini adalah sesi pencicipan Parmigiano Reggiano dengan berbagai tingkat kematangan, sehingga pengunjung dapat merasakan perbedaan rasa yang unik pada setiap usianya.
Popularitas Parmigiano Reggiano sebagai destinasi wisata kuliner terbukti dengan jumlah pengunjung yang mencapai sekitar 180.000 orang pada tahun 2023 saja. Mereka datang untuk merasakan pengalaman otentik dan menyaksikan setiap tahap pembuatan keju dari dekat, mulai dari saat susu segar tiba di peternakan hingga proses pematangan keju yang panjang.
Mel dos Açores: Esensi dari Azores
Kepulauan Azores, dengan keindahan alamnya yang hijau subur dan iklimnya yang sejuk, menyimpan harta karun yang tak ternilai: Mel dos Açores. Madu khas Azores ini bukan sembarang madu, melainkan hasil dari harmoni antara alam dan tradisi lebah madu lokal.
Mel dos Açores hadir dalam dua jenis madu yang khas, pertama madu Pittosporum yang berwarna pucat dan manis, yang diambil dari Pittosporum undulatum. Kedua, madu multifloral yang kaya, terbuat dari campuran nektar dari berbagai bunga.
Melalui proses produksi yang dijaga secara ketat kualitasnya di kepulauan Azores, Mel dos Açores menjadi sebuah produk unggul berkat kondisi lingkungan unik di wilayah tersebut.
Produksi Mel dos Açores mendukung keanekaragaman hayati lokal serta mempromosikan praktik ramah lingkungan. Kualitas pun dikontrol secara ketat untuk memastikan madu tetap murni, bebas dari bahan asing dan fermentasi.
Tidak hanya meningkatkan perekonomian lokal melalui budidaya lebah tradisional, produk ini juga membantu menjaga mata pencaharian dan melestarikan warisan budaya Azores. Madu ini menjadi bagian integral dari tradisi kuliner dan festival lokal, mencerminkan cara hidup penduduk kepulauan dan hubungan mendalam mereka dengan lingkungan sekitar.
Menjamin Kualitas dan Keaslian
Saat kita membeli produk GIs seperti Parmigiano Reggiano atau Mel dos Açores, maka kita akan mendapatkan produk yang terjamin asal-usul dan proses produksinya.
GIs menjadi sebuah bentuk dukungan terhadap para produsen makanan dan minuman autentik dari persaingan yang tidak adil, memungkinkan mereka untuk mempertahankan standar tinggi dan berinvestasi dalam praktik yang berkelanjutan.
Di Uni Eropa, sektor GIs memiliki nilai sekitar 74,76 miliar EUR, mewakili 6,8 persen dari total nilai penjualan sektor makanan dan minuman Eropa. Dampak ekonomi ini menunjukkan potensi GIs dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan pasar premium untuk produk autentik berkualitas tinggi.
Signifikansi GI telah melampaui wilayah asal mereka, Uni Eropa. Bagi Indonesia, mempromosikan GIs lokal dapat meningkatkan industri pariwisata serta menghasilkan pendapatan bagi produsen dan negara. Wilayah yang terkenal dengan produk GIs dapat menarik wisatawan yang ingin merasakan keaslian dan warisan budaya.
Tur kuliner, festival, dan lokakarya yang berfokus pada GIs dapat menarik pengunjung internasional, meningkatkan perekonomian lokal, serta mempromosikan pertukaran budaya. Mengintegrasikan GIs ke dalam strategi pariwisata juga dapat memberikan para turis kesempatan untuk mencicipi warisan kuliner yang unik sambil mengagumi keindahan destinasi wisata Indonesia.
Ingin mengetahui lebih dalam tentang geographical indications (GIs)? Kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam survei singkat ini. Dengan mengisi survei ini, Anda akan membantu kami memahami bagaimana cara terbaik menyampaikan informasi mengenai Indikasi Geografis. Survei ini hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 detik:
https://forms.office.com/e/3xy06nydgk
Advertorial ini didukung oleh Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa (EUIPO) melalui proyek IP Key Asia Tenggara yang didanai oleh Uni Eropa. EUIPO berperan sebagai otoritas internasional dalam pendaftaran geographical indications (GI) dan memimpin kerja sama internasional Uni Eropa di bidang hak kekayaan intelektual, termasuk merek dagang, desain, serta geographical indications.
Baca juga: Resep Frittata Telur Bebek, Hidangan Khas Italia yang Mudah dan Praktis
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.