Gus Miftah: dari Anak Jalanan hingga Jabatan Utusan Khusus Presiden Tamat usai Olok Penjual Es Teh
Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah resmi mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden (UKP). Berikut perjalanannya.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah resmi mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan pada Jumat (6/12/2024).
Mundurnya Gus Miftah merupakan buntut dari polemiknya mengolok-olok penjual es teh bernama Sunhaji saat pengajian di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11/2024).
Gus Miftah dalam pertanyaannya menguraikan secara singkat perjalan hidupnya.
Ia mengaku awalnya seorang anak jalanan yang kemudian menjadi pendakwah lalu jadi Utusan Khusus Presiden.
Sebelum dikenal publik secara luas seperti, Gus Miftah kerap mengisi pengajian di tempat hiburan malam.
"Saya seorang anak yang berlatar belakang dari jalanan, yang bergaul dengan dunia marginal, dunia premanisme, dan klub malam," katanya, dikutip dari kanal YouTube TribunJogja, Sabtu (7/12/2024).
Baca juga: PKB: Gus Miftah Pro Wong Cilik, Keputusan Mundur dari Utusan Khusus Presiden Berlebihan
Gus Miftah melanjutkan, derajat dirinya lalu diangkat oleh Presiden Prabowo Subianto.
Ia dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Istana Negara pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Jabatan tersebut dirinya emban selama 46 hari sebelum akhirnya 'tamat'.
"Telah diangkat derajat setinggi-tingginya oleh Bapak Presiden."
"Adalah anugerah yang luar biasa yang Allah berikan kepada melalui perantara Bapak Presiden Prabowo Subianto," lanjut dia.
Minta maaf ke Prabowo
Gus Miftah tidak lupa menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden RI ke-8 itu.
Dirinya mengakui tidak bisa memenuhi harapan dari Presiden Prabowo.
"Saya mohon maaf kepada Bapak belum bisa menjadi sesuai yang Bapak harapkan."
"Kepada seluruh ayat Indonesia saya mengucapkan terima kasih atas dukungan doa dan kepercayaan yang telah diberikan selama saya menjalankan tugas ini."
"Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan kekhilafan atau kesalahan, yang saya perbuat baik yang disengaja maupun tidak. Saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam, karena saya yakin kebenaran hanyalah milik Allah subhanahu wa ta'ala," ucap Gus Miftah.
Gus Miftah menegaskan, meskipun sudah menyatakan mundur, dirinya akan terus berkontribusi di luar pemerintahan Presiden Prabowo.
Baca juga: Presiden Prabowo Respons Langkah Gus Miftah Mundur Dari Utusan Khusus: Kita Hargai Sikap Ksatria Itu
Dia siap memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia yang bersatu, adil, makmur, dan bermartabat.
"Apapun situasinya, bagaimanapun keadaannya ke depan, saya berkomitmen untuk terus belajar, hadir berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi bagi negeri ini dalam kapasitas
saya sebagai seorang pendakwah."
"Saya akan tetap membawa pesan persatuan toleransi dan semangat kebangsaan. Menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai alasan untuk berpecah belah. Justru sebagai energi bagi integrasi nasional yang diberi semangat oleh prinsip Bhineka Tunggal Ika," lanjutnya.
Sudah merenung
Gus Miftah menerangkan, keputusan mundurnya dari Utusan Khusus Presiden bukanlah melalui jalan singkat.
Dirinya mengaku telah merenung, berdoa, bermuhasabah, dan istikharah.
"Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapapun, bukan karena permintaan siapapun, tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam kepada Bapak Presiden Prabowo serta seluruh masyarakat," terang dia.
Gus Miftah juga menegaskan, jabatan yang diberikan kepadanya hanyalah titipan dari Allah.
Baca juga: Roy Suryo: Taim alias Miftah Akhirnya Mengundurkan Diri, Bagaimana dengan Fufufafa ?
Ia mengutip surat Al-Quran Surat Ali Imran ayat 26.
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki."
"Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu," tegas Gus Miftah.
(Tribunnews.com/Endra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.