Program Kemandirian Pangan Presiden Prabowo Disebut Jadi Perhatian Dunia Internasional
program prioritas Presiden Prabowo Subianto soal kemandirian pangan maupun ketahanan pangan nasional yang telah menjadi perhatian dunia.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (Ketum GIM) Heikal Safar mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto soal kemandirian pangan maupun ketahanan pangan nasional yang telah menjadi perhatian dunia internasional
Heikal mengutip bagaimana Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo mengakui bahwa program ketahanan pangan food estate sempat mendapat pandangan negatif dari dunia internasional.
Meski begitu, Hashim menegaskan program ini bakal terus berjalan demi mendukung kemandirian maupun ketahanan pangan nasional.
"Maka atas dasar ketegasan Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo tersebut saya sebagai Ketua Umum Gerakan Indonesia Mandiri (Ketum GIM) bersama seluruh pengurus dan anggota Gerakan Indonesia Mandiri sangat berharap Indonesia harus bangkit dengan kemandirian dan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki," kata Heikal kepsa wartawan, Jumat (13/12/2024).
Lebih lanjut, Heikal kembali mengutip Hashim bahwa kritik dari dunia internasional terhadap program food estate itu muncul saat Indonesia hadir dalam konferensi iklim COP29 di Baku, Azerbaijan beberapa waktu lalu.
"Yang ditujukan terutama kepada program pangan kita, program food estate, khususnya yang ada di Merauke, di Papua Selatan," kata Heikal.
Heikal meyakini bahwa program ketahanan dan kemandirian pangan bakal terus berjalan.
"Program ini sudah final diputuskan sehingga tidak bisa ditawar lagi dan juga bukanlah kebijakan baru, melainkan visi lama Presiden Prabowo selama dua dekade terakhir ini," kata dia.
Heikal mengatakan kekuatan yang dimiliki Indonesia untuk kemandirian pangan luar biasa.
Bahkan, dia menyebut seluruh desa dan kelurahan mampu menghasilkan pangan, baik itu berupa sayuran, buah, hingga rempah-rempah.
"Negara kira bahkan disebut bangsa asing sebagai surganya pangan dunia," kata Heikal.
Namun, Heikal juga menyoroti bagaimana Indonesia masih bergantung pada impor berbagai kebutuhan pokok seperti gandum, beras, dan gula.
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
"Dalam banyak hal, kita sangat rapuh, sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik. Namun, akan sangat menakjubkan jika seluruh rakyat Indonesia bersatu padu untuk mendukung program Presiden Prabowo dalam ketahanan dan kemandirian pangan nasional," pungkasnya.