Dipecat PDIP, Jokowi Sebut 'Waktu yang akan Menguji', Deddy Sitorus: Dia Tidak Punya Kesetiaan
Deddy Sitorus menambahkan bahwa Jokowi seharusnya bersyukur atas pemecatan tersebut. Ini alasannya.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghormati keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memecatnya, bersama putra dan menantunya, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.
Pernyataan ini disampaikan oleh Jokowi di Solo pada Selasa, 17 Desember 2024.
Jokowi menyatakan, "Saya enggak apa-apa, saya menghormati itu." Ia menambahkan bahwa ia tidak ingin membela diri atau mencari pembenaran atas keputusan PDIP.
"Saya enggak apa-apa, saya menghormati itu." ujarnya singkat.
Saat ditanya tentang pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP, Jokowi hanya menanggapi dengan senyuman.
Pernyataan Jokowi itu langsung direspons Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus.
Ia menilai bahwa Jokowi telah terbukti tidak memiliki kesetiaan kepada partai.
"Apanya yang mau diuji? Beliau sudah diuji oleh waktu dan terbukti tidak punya kesetiaan," kata Deddy kepada wartawan pada hari yang sama.
Deddy menambahkan bahwa Jokowi seharusnya bersyukur atas pemecatan tersebut, karena kini ia bisa berpindah ke partai lain tanpa ikatan organisasi.
"Sudah tidak ada ikatan moral maupun etik untuk pindah atau bikin partai sendiri," ungkapnya.
Seperti diketahui, PDIP resmi memecat Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution pada Senin, 16 Desember 2024.
Pengumuman pemecatan dilakukan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun, yang didampingi beberapa pengurus DPP lainnya.
"Saya mendapat perintah langsung dari ketua umum PDIP untuk mengumumkan secara resmi sesuai AD/ART partai," kata Komarudin.
Dalam surat keputusan yang dibacakan, pemecatan ini tertuang dalam SK Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024, yang mencakup pemecatan Jokowi dan 27 anggota lainnya dari keanggotaan PDIP.
Nasdem buka pintu
Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, mengatakan partainya terbuka setiap saat untuk Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) apabila ingin bergabung.
Willy menyebut, NasDem tak mau mencampuri keputusan PDIP melakukan pemecatan terhadap Jokowi.
"Ya kita serahkan pada Pak Jokowi lah. Pak Jokowi lebih tahu bagaimana dinamika politik ini, mana yang paling nyaman untuk Pak Jokowi," kata Willy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Ketua Komisi XIII ini menegaskan, NasDem sangat terbuka jika nantinya mantan Gubernur DKI Jakarta itu mau bergabung.
"Monggo mawon Pak Jokowi, NasDem terbuka, anytime," ujar Willy.
Apalagi, kata Willy, Jokowi memiliki hubungan yang baik dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
"Pak Jokowi kan sudah ngerasain bagaimana nyamannya pundak Pak Surya, jadi monggo mawon kita serahkan pada Pak Jokowi," ucapnya.
Reaksi relawan
Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Utje Gustaaf Patty, merespons santai pemecatan yang dilakukan PDI Perjuangan (PDIP) terhadap Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya.
Dilansir Tribun Solo, Utje mengaku, para relawan mendukung keputusan Jokowi yang menggaungkan soal partai perorangan.
“Beliau santai, kami juga santai,” ungkapnya usai bertamu di kediaman Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Selasa (17/12/2024).
Menurutnya, status Jokowi yang tak jadi kader partai politik (parpol) mana pun adalah pilihan pribadi yang perlu dihormati.
Jokowi sendiri membuat istilah "partai perorangan" untuk mendefinisikan statusnya saat ini.
“Pak Jokowi partainya partai perorangan. Kami juga berharap Pak Jokowi seperti saat ini. Beliau menjadi tokoh bangsa," tutur Utje.
"Menjadi celah pembangunan yang mungkin karena keterbatasan anggaran pemerintah tidak bisa dilakukan."
"Pak Jokowi masih mampu menggerakkan anak bangsa memberikan sumbangsih bagi pembangunan negeri,” sambungnya.
Status ini tak membuat pihaknya menyeberang ke pihak lain. Para relawan tetap mendukung Jokowi dan pemerintahan yang saat ini berjalan.
“Pak Jokowi mungkin lebih nyaman menjadi orang biasa yang melakukan kerja tanpa protokol."
"Relawan tetap akan mendukung beliau seperti halnya mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran,” terangnya.
Utje lantas membeberkan isi pembicaraannya ketika bertamu ke kediaman Jokowi.
Menurutnya, pihaknya membahas Pilkada 2024 dan menyampaikan keprihatinan atas upaya adu domba yang dilakukan sejumlah pihak.
“Kami lapor hasil pemilukada. Kami juga menyampaikan keprihatinan kami upaya memecah belah Pak Jokowi dan Pak Prabowo."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.