Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun
Cak Nun dikenal sebagai seniman, budayawan, ulama, penyair, cendekiawan, penulis, ilmuwan, sastrawan, filsuf, aktivis-pekerja sosial, pemikir, dan kya
Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Tiara Shelavie
Meski telah mengisi berbagai pengajian di mana-mana, namun Cak Nun selalu menolak keras ketika dipanggil kiai.
Ia lebih senang ketika kehadirannya bersama sang istri, Novia Kolopaking, dikenal sebagai seniman film, panggung, serta penyanyi dan kelompok musik Kiai Kanjeng.
Dalam setiap pertemuan, pembicaraan yang ada sering sekali menyentuh permasalahan-permasalahan pluralisme di tengah masyarakat.
Cak Nun selalu berusaha meluruskan berbagai salah paham mengenai suatu hal, baik kesalahan makna etimologi maupun makna kontekstual.
Dalam hal pluralisme, menurut Cak Nun sendiri tidak ada yang perlu dipersoalkan dari adanya sebuah perbedaan.
Menurutnya, sejak zaman Kerajaan Majapahit perbedaan sudah ada. Namun hal itu tidak pernah menjadi persoalan. Masyarakat tetap bisa hidup rukun, saling berdampingan.
Dalam konteks agama, pluralisme bukan berarti menganggap semua agama itu sama.
“Tidak bisa disamakan, yang beda biar berbeda. Kita harus menghargai itu semua,” kata Emha Ainun Najib seperti dimuat dalam biografiku.com.
Pandangan-pandangannya seperti menjadi oase yang menyegarkan hati dan pikiran. Terlebih di tengah suasana yang semakin memanas.
Di penghujung Orde Baru, menjelang lengsernya Presiden Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu tokoh yang dipanggil ke istana untuk dimintai nasihatnya.
Akhirnya Cak Nun berhasil membujuk Soeharto untuk bersedia melepaskan jabatannya sebagai presiden.
Bahkan kalimat Cak Nun, “Ora dadi presiden ora patheken” diadopsi oleh Soeharto ketika ia mengundurkan diri sebagai presiden.
Saat ini Emha Ainun Najib masih aktif mengisi pertemuan-pertemuan rutin seperti Kenduri Cinta, Macapat Syafa’at, Padhangmbulan, dan lain sebagainya.
Selain mengisi pengajian, ia juga masih aktif menulis. Selain dibukukan, tulisan-tulisannya juga dimuat dalam caknun.com.
Karya
Berikut adalah daftar buku karya Cak Nun :
Dari Pojok Sejarah (1985)
Sastra Yang Membebaskan (1985)
Secangkir Kopi Jon Pakir (1990)
Markesot Bertutur (1993)
Markesot Bertutur Lagi (1994)
Opini Plesetan (1996)
Gerakan Punakawan (1994)
Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996)
Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994)
Slilit Sang Kiai (1991)
Sudrun Gugat (1994)
Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995)
Bola- Bola Kultural (1996); Budaya Tanding (1995).
Kemudian, Titik Nadir Demokrasi (1995)
Tuhanpun Berpuasa (1996)
Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997)
Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997)
berjudul Kiai Hologram (2018)
Pemimpin yang “Tuhan” (2018)
Markesot Belajar Ngaji (2019)
Beberapa buku puisi karyanya Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun :
“M” Frustasi (1976)
Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978)
Sajak-Sajak Cinta (1978)
Nyanyian Gelandangan (1982)
99 Untuk Tuhanku (1983)
Suluk Pesisiran (1989)
Lautan Jilbab (1989)
Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990)
Cahaya Maha Cahaya (1991)
Sesobek Buku Harian Indonesia (1993)
Abacadabra (1994)
Syair Amaul Husna (1994)
(TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.