Stunting Jadi Prioritas, Menteri Wihaji Dorong Kolaborasi Tanpa Bebani APBN
Menteri Wihaji menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan kerja sama berbagai pihak, tidak hanya pemerintah.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa penanganan stunting memerlukan kerja sama berbagai pihak, tidak hanya pemerintah.
Kemendukbangga/BKKBN menginisiasi program Orang Tua Asuh Cegah Stunting dengan pendekatan pentahelix, melibatkan pemerintah, masyarakat, korporasi, perguruan tinggi, dan media.
"Stunting adalah masalah lama yang harus segera diselesaikan. Program ini melibatkan masyarakat sekitar, termasuk warga negara dan korporasi sebagai orang tua asuh, tanpa membebani APBN," kata Wihaji di kawasan Halim, Jakarta Timur, Jumat (20/12/2024).
Melalui program ini, pihak yang menjadi orang tua asuh dapat berkontribusi dalam empat aspek: menyediakan asupan gizi, membangun sanitasi dan ruang terbuka hijau, menyediakan air bersih, serta memberikan edukasi.
"Semua pihak bisa berkontribusi sesuai kemampuan, termasuk perguruan tinggi yang dapat fokus pada edukasi," ungkapnya.
Selain itu, Wihaji memaparkan sejumlah program lain untuk mendukung visi Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto.
Program tersebut meliputi Lansia Berdaya, Gerakan Ayah Teladan, serta pengembangan aplikasi digital Super Apps untuk mempermudah layanan masyarakat.
"Kami fokus membantu presiden mewujudkan Asta Cita, terutama pada poin keempat dan keenam, termasuk target satu juta anak Indonesia bebas stunting," pungkas Wihaji.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.