Menteri PPA Sambangi Kementerian BUMN, Bahas Soal Program Ruang Bersama Indonesia
Salah satu penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah pola asuh dalam keluarga dan penggunaan gadget yang tidak bijaksana.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menyambangi kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Selasa (24/12/2024) pagi.
Kedatangannya itu untuk membahas program untuk anak-anak dan perempuan yang dimuat dalam "Ruang Bersama Indonesia".
"Niatan kami hadir di Kementerian ini untuk menjalin kolaborasi. Ternyata program-program yang dilakukan dan yang akan direncanakan oleh Kementerian BUMN ini sehati dengan program kami yakni Ruang Bersama Indonesia. Ruang Bersama Indonesia ini merupakan salah satu dari tiga program prioritas kami," kata Arifatul di Kantor BUMN, Selasa.
Baca juga: Oknum Pegawai Bank BUMN Terlibat Kasus Peredaran Uang Palsu, Ditangkap saat Bekerja
Arifatul Fauzi menyatakan, Ruang Bersama Indonesia ini merupakan satu dari tiga program prioritas dari Kementerian PPPA. Program kedua adalah memaksimalkan fungsi dari call center 'Satu Sapa 129'. Sedangkan program ketiga adalah tentang perempuan dan anak yang berbasis desa.
"Ruang Bersama Indonesia ini berangkat dari keperhatianan kami. Bahwa anak-anak kita saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Banyak kasus kekerasan terhadap perempuan, kasus kekerasan yang dialami oleh anak, maupun kekerasan yang dilakukan oleh anak," jelas dia.
Berdasarkan penelitian Kementerian PPPA, kata Arifatul salah satu penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah pola asuh dalam keluarga dan penggunaan gadget yang tidak bijaksana.
Karenanya, Kementerian PPPA menawarkan program Ruang Bersama Indonesia ini untuk menjadi solusi agar anak-anak dan perempuan bisa mengurangi pemakaian gadget.
"Maka kita berikan solusinya adalah di ruang bersama ini kita berikan literasi, pelatihan untuk keterampilan. Sehingga bisa perempuan-perempuan ini bisa mandiri dan sejahtera untuk keluarga. Ini beberapa hal yang akan kami kolaborasikan dengan Bapak Erik selaku Menteri BUMN," papar dia.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa BUMN sendiri telah memiliki program pemberdayaan perempuan di desa-desa melalui PNM Mekaar. Menurutnya, program tersebut bisa dikolaborasikan dengan Kementerian PPPA.
"Kita memang punya program PNM Mekaar, di mana program bagaimana pemberdayaan perempuan di desa-desa yang bisa disinergikan dengan program Kementerian Pemberdayaan daripada Perempuan dan tentu anak," jelas Erick.
Baca juga: BUMN Asuransi Ini Salurkan Dana Rp 5,85 Miliar untuk CSR dan UMK
"Di situ bagaimana bisa kita maksimalkan juga konsulting atau pendampingan untuk bisa menjadi rumah tangga yang baik tentunya," sambungnya.
Sebab menurutnya, untuk menjadi bangsa yang besar pendidikan dan kesejahteraan di keluarga perlu diwujudkan sebagai basis kepemimpinan atau manusia yang lebih baik. Adapun terkait program call center di Kementerian PPPA, Erick bilang bahwa kedepan peran Telkom akan diteruskan dengan teknologi baru agar pengaduan lebih maksimal.
"Dan tentu ini yang kita harapkan dan tadi juga disampaikan ada call center juga yang di backup selama ini oleh Telkom. Nanti kita tentu dengan sebuah teknologi baru, apa kita akan coba upgrading supaya bagaimana tadi disampaikan pelayanan pengaduan ini bisa lebih maksimal lagi tapi tidak berkepanjangan," jelas dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.