Bank Sentral Eropa: Harga Bisa Jatuh Jadi Nol, Bitcoin Tak Lagi Relevan Jadi Aset Investasi
sepanjang tahun ini Bitcoin telah mengalami penurunan sebesar 70.000 dolar AS. Dari puncak tertingginya di harga 53.000 dolar AS jadi 15.000 dolar AS
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan bahwa Bitcoin saat ini tengah menghadapi intervensi panas, yang membuat koin kripto terpopuler ini kehilangan nilai dan tak lagi bisa dijadikan sebagai aset investasi.
Meski harga Bitcoin di perdagangan Rabu (1/12/2022) tengah berada di puncak tertinggi sejak 2 minggu, dengan melesat naik ke level 17.101 dolar AS. Namun lonjakan tersebut tak lantas membuat para analis ECB percaya apabila kapabilitas Bitcoin bisa digunakan sebagai alat transaksi.
Mereka justru beranggapan bahwa kenaikan ini akan menjadi pukulan baru bagi Bitcoin yang dapat memicu penurunan harga berkelanjutan, mengingat di sepanjang tahun ini Bitcoin telah mengalami penurunan sebesar 70.000 dolar AS. Dari puncak tertingginya di harga 53.000 dolar AS menjadi 15.000 dolar AS selama 2022.
Baca juga: El Salvador Dirikan Kantor Bitcoin Nasional untuk Kelola Proyek Terkait Mata Uang Kripto
Komentar sama juga turut dilontarkan Direktur Jenderal ECB Ulrich Bindseil dan analis Jürgen Schaff, dalam sebuah posting blog berjudul Bitcoin's Last Stand keduanya menyindir para pendukung Bitcoin, dengan menyebut stabilisasi harga yang dipatok Bitcoin di minggu ini menandakan sinyal kemunduran pada pasar kripto di masa depan.
“Lonjakan Bitcoin hanya menjadi pengujian ulang bearish," ujar wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di bursa crypto Luno, Vijay Ayya, seperti dikutip dari The Guardian.
Pernyataan tersebut dilontarkan lantaran Bitcoin tidak menghasilkan arus kas seperti real estat ataupun dividen layaknya aset ekuitas, tidak hanya itu Bitcoin juga tak dapat digunakan secara produktif seperti komoditas serta tidak memberikan manfaat sosial bagaikan emas.
Baca juga: Pasar Kripto Redup, Masa Depan Bitcoin Cs Diramal Punah
Oleh karena itu, Bitcoin dianggap sebagai aset kurang menjanjikan karena tidak akan dapat dimanfaatkan sebagai ladang investasi dan juga tidak cocok digunakan sebagai alat pembayaran.
"Desain konseptual dan kekurangan teknologi Bitcoin membuatnya dipertanyakan sebagai alat pembayaran: transaksi Bitcoin nyata tidak praktis, lambat, dan mahal," tulis analis Bindseil dan Schaff dalam laporannya.
Lebih lanjut, Bindseil dan analis Jürgen Schaff, menghimbau agar pemegang aset kripto tetap waspada dengan penurunan volatilitas Bitcoin, terlebih beberapa minggu terakhir pasar kripto tengah digempur isu krisis likuiditas yang memicu kebangkrutan pada sejumlah bursa pertukaran kripto, salah satunya seperti FTX.