Rusia Jadi Negara Penambang Crypto Terbesar Kedua di Dunia, Habiskan 1 Giga Watt Listrik
Pengguna Bitcoin di Rusia melonjak tajam dan menjadikannya penyedia penambangan kripto terbesar kedua di dunia setelah Kazakhstan.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pengguna Bitcoin di Rusia kini melonjak tajam dan membuat negara beruang merah ini menjadi penyedia penambangan kripto terbesar kedua di dunia setelah Kazakhstan.
Mengutip dari The Moskow Times, lonjakan tersebut terjadi setelah pemerintahan presiden Vladimir Putin mengizinkan warga negaranya untuk memilikinya aset cryptocurrency.
Meski Pemerintah Rusia tidak mengizinkan masyarakatnya menggunakan aset digital sebagai alat pembayaran barang dan jasa dalam negeri, selama invasi berkecamuk investor diizinkan untuk menggunakan aset kripto sebagai alat transaksi lintas negara.
Alasan ini yang kemudian membuat jumlah penambang Bitcoin di Rusia meningkat tajam selama beberapa bulan terakhir.
Bahkan imbas dari membludaknya jumlah penambang Bitcoin di Rusia, operator pertambangan terbesar di Moskow, Bitriver mencatat jumlah daya yang dihabiskan selama pembuatan koin kripto dari Januari hingga Maret 2023 membengkak mencapai 1 gigawatt (GW).
Jumlah tersebut meningkat 20 kali lipat bila dibandingkan dengan penggunaan kebutuhan listrik selama lima tahun terakhir tepatnya pada 2017 sampai 2022.
Penggunaan konsumsi listrik penambang kripto selama kuartal pertama 2023 di Rusia telah melampaui konsumsi daya listrik sejumlah negara lainnya, seperti negara-negara Teluk yang hanya menggunakan daya listrik 700 MW listrik, atau Kanada dengan 400 MW dan Malaysia 300 MW.
Sementara Argentina 135 MW, kemudian Islandia 120 MW, Paraguay 100-125 MW, Irlandia 90 MW dan terakhir Kazakhstan yang hanya mengkonsumsi 100 MW listrik selama tiga bulan terakhir.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi terhadap Bank Rusia, Oligarki, dan Penambang Kripto
Khawatir dominasi aset kripto dapat mengancam stabilitas rubel Rusia, kini Bank of Russia (bank sentral Rusia) kembali menyuarakan skeptisisme atas cryptocurrency.
Lewat aturan larangan langsung penggunaan aset keuangan digital sebagai metode pembayaran di negara tersebut.
Untuk mencegah aksi pencurian aliran listrik yang kerap dilakukan penambang nakal yang enggan membayarkan pajak pada negara.
Baca juga: Lari dari Kejaran Pajak, Penambang Kripto Ramai Ramai Kabur ke Portugal
Polisi dan pemasok listrik Rusia kini juga mulai aktif untuk melakukan penutupan dan menyita 66 alat penambang kripto ilegal di Siberia yang dijuluki sebagai ibu kota pertambangan Rusia.
Langkah ini diambil menyusul kebijakan yang diterapkan pemerintah Kazakhstan, yang telah lebih dulu memberlakukan tarif pajak yang lebih tinggi pada penambang BTC untuk mengurangi beban pada jaringan listrik nasional ditengah krisis energi pasar global.