Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bisnis Digital Makin Pesat, Riset INDEF: 50 Persen UMKM Pilih Shopee Jadi Platform Jualan Online

Berdasarkan riset INDEF, sebanyak 50 persen UMKM memilih dan menggunakan Shopee sebagai platform untuk berjualan online.

Penulis: Fransisca Andeska
Editor: Vincentius Haru Pamungkas
zoom-in Bisnis Digital Makin Pesat, Riset INDEF: 50 Persen UMKM Pilih Shopee Jadi Platform Jualan Online
Shutterstock
Ilustrasi belanja online. Berdasarkan riset INDEF, sebanyak 50 persen UMKM memilih dan menggunakan Shopee sebagai platform untuk berjualan online. (Shutterstock) 

TRIBUNNEWS.COM - Perkembangan bisnis digital di Indonesia kini telah tumbuh makin pesat. Bahkan, banyak para pelaku UMKM yang mulai mencoba untuk membawa jualannya masuk ke aplikasi digital

Berdasarkan Riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dengan tajuk “Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia”, mengungkapkan bahwa sebanyak 34,25 persen pelaku UMKM memilih aplikasi digital, seperti aplikasi e-commerce dan media sosial sebagai tempat utama untuk mereka berjualan secara online. 

Riset ini menemukan bahwa 50 persen UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama yang mereka gunakan untuk berjualan online dalam satu tahun terakhir. Selain aplikasi e-commerce, para pelaku UMKM juga aktif menggunakan media sosial seperti Facebook Marketplace dan Instagram Marketplace sebagai platform berjualan online.

Digitalisasi UMKM mendorong ekonomi digital di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Google, Temasek, dan Bain memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan tumbuh menjadi USD 109 miliar pada 2025. Bahkan pada 2030, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan menyentuh angka USD 210 miliar hingga USD 360 miliar.

Pertumbuhan tersebut tak terlepas dari tingginya nilai transaksi sektor e-commerce, yang telah menjadi kontributor utama dalam ekosistem ekonomi digital tanah air. Kehadiran platform e-commerce ini juga telah membuka banyak peluang bagi pelaku UMKM untuk semakin mengembangkan bisnisnya secara online.

Selain aplikasi e-commerce Shopee, aplikasi media sosial seperti Facebook Marketplace (33,46 persen), Instagram Shop (28,74 persen), dan TikTok Shop (20,87 persen) menempati posisi kedua hingga keempat secara berurutan, sebagai tempat berjualan online yang paling banyak digunakan oleh pelaku UMKM selama satu tahun terakhir. Aplikasi media sosial Facebook dan Instagram ini memungkinkan para penggunanya melakukan pemasaran bisnis melalui berbagai fitur seperti Feed, Story, maupun Marketplace/Shop.

Riset INDEF tersebut juga menganalisis tempat berjualan online yang “paling sering digunakan”. Berdasarkan hasil riset tersebut, Shopee konsisten menempati posisi pertama sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para pelaku UMKM dengan persentase sebesar 36,22 persen, diikuti oleh Facebook Marketplace (18,50 persen) dan Online Food Delivery (16,93 persen) seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.

Baca juga: Shopee Ungguli E-Commerce Lain Sebagai Marketplace Paling Populer untuk Live Streaming

Diskusi Publik Riset INDEF: Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia
Berita Rekomendasi

Merujuk pada hasil riset INDEF, pelaku UMKM memiliki tiga alasan utama mengapa mereka menerapkan digitalisasi dalam bisnisnya. Tiga alasan utama tersebut meliputi kepraktisan dalam berjualan secara online (79,13 persen), eksposur/trafik yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen).

Izzudin Farras, Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF mengungkapkan bahwa terlepas dari pertumbuhan ini, keterampilan digital tetap menjadi tantangan bagi UMKM untuk bisa masuk dalam digitalisasi. 

“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce,” jelas Izzudin.

Berdasarkan riset tersebut, beberapa tantangan utamanya adalah ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital (96,46 persen) dan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital (83,46 persen).

Namun demikian, Izzudin juga mengatakan bahwa kini sudah semakin banyak pelaku UMKM yang sadar akan pentingnya penggunaan platform digital dan dampak positif digitalisasi dalam bisnis mereka. 

Maka dari itu, para pelaku UMKM diharapkan untuk bisa terus melakukan berbagai inovasi, baik dari segi produk, layanan, hingga strategi. Sebab, hal itu bisa membantu pelaku UMKM untuk menggaet pelanggan di tengah persaingan bisnis online yang makin ketat di Indonesia. (*)

Baca juga: Fitur Live Stream Mengerek Transaksi di Shopee Hingga 49 Kali Lipat

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas