Lewat Supercar Turbin 'Trev', China Ingin Patahkan Stigma Tukang Contek di Industri Otomotif
konsep Trev sudah diperkenalkan pada Geneva Motor Show 2016.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Coba membandingkan dengan produsen mobil asal Jerman, Italia, Jepang, atau Amerika, mobil buatan China masih melekat kesan murah dan rendah akan kualitas. Selain itu, cap plagiat yang dilegalkan pemerintahnya membuat aksi copycat kerap dilakukan para pelaku bisnis di Negeri Panda.
Meski begitu, China merupakan negara dengan pasar dan kemampuan produksi mobil terbesar di dunia saat ini. Kapasitas produksinya lebih besar sampai 300.000 unit ketimbang kemampuan Amerika Serikat per tahun.
Punya posisi sebagai yang terbesar, membuat para produsen otomotif lokal mulai hendak unjuk gigi. Salah satu cara jitu untuk melepaskan kesan murahan dan tidak berkualitas adalah dengan produk yang diciptakan. Lewat Trev, hasil karya supercar mereka, China ingin mematahkan stigma negatif dunia pada produk hasil buatannya.
SItus CarBuzz.com, Kamis (31/3/2016) melansir, konsep Trev sudah diperkenalkan pada Geneva Motor Show 2016. Trev sendiri merupakan singkatan dari turbine-recharged electric vehicle (sistem pengisian berbasis turbin yang ditempatkan di dalam mobil).
Mobil super tersebut, punya potensi untuk memberikan China identitas dan kepercayaan diri untuk masuk dalam peta industri otomotif dunia. Produk ini memiliki tenaga murni mencapai 1.030 tk dengan konsumsi bahan bakar luar biasa hemat, mencapai 1.500 mpg (miles per gallon) atau 637.7 kpl.
Di antara deretan mobil super, Amerika punya Ford GT, Jerman memiliki Porsche 918, Jepang dengan Lexus LFA, Swedia ada Koenigsegg, Inggris andalkan McLaren, Italia terkenal akan Ferrari atau Lamborghini, sementara China akan diwakili oleh Trev.
Tidak perlu repot untuk membangun citra dengan penjualan yang baik. Nantinya, masyarakat dan konsumen sendiri yang akan menempatkan TREV di posisi sejajar dengan para pendaulu-pendahulunya, tentunya karena kualitas yang baik.
Penulis: Ghulam Muhammad Nayazri