Diimpor Pakai Mata Uang Yen Jadi Alasan Harga Mobil Mazda Tak Naik
Menurut Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI, hal tersebut disebabkan proses impor Mazda mengandalkan Yen, bukan Dolar.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar Dolar terhadap Rupiah yang menguat belakangan ini, tidak serta-merta membuat PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) menaikkan harga mobil Mazda di Indonesia.
Menurut Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI, hal tersebut disebabkan proses impor Mazda mengandalkan Yen, bukan Dolar.
“Kami pakai Yen. Belakangan ini Dolar menguat terhadap Rupiah, namun Rupiah menguat terhadap Yen,” ujar Roy di sela-sela acara Mazda Power Drive di Jakarta (20/10/2018).
Menurut Roy, harga mobil Mazda yang naik hanya ada di model yang baru diluncurkan, yaitu CX-9 dan MX-5.
“Hanya di model yang baru, naik sekitar Rp 20 jutaan. Itu pun karena ada penambahan fitur,” kata dia.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Direktur Sales, Marketing & Public Relation PT EMI, Ricky Thio mengatakan, pihaknya tak ingin gegabah soal harga.
“Untuk kenaikan harga, kami akan lakukan perlahan dengan melihat situasi market juga,” bilang Ricky.
“Kami melihat situasi secara keseluruhan, tidak semata-mata soal Dolar. Kalau kami naikkan terlalu cepat, demand juga akan turun,” lanjutnya.
Baca: Berbuat Asusila di Pesawat, Penumpang Ini Berdalih Baru Kali Pertama Terbang
Namun menurut Ricky, jika nilai tukar Rupiah terus melemah, pihaknya mau tidak mau harus menaikkan harga.
“Tapi kalau naiknya signifikan hingga Rp 20 ribu per Dollar AS, kami juga akan ada action,” kata dia.
“Kalau sekarang kan, saya yakin pemerintah juga sedang sekuat tenaga buat ekonomi kita stabil. Kami juga bakal sekuat tenaga untuk menstabilkan harga produk kami,” pungkasnya.