Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Teknologi Autopilot Tesla Kembali Bermasalah, Elon Musk Menyangkal Lagi di Twitter

Autopilot memang memiliki kekurangan karena tidak selalu tepat dalam mengidentifikasi penanda jalur dengan sempurna.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Teknologi Autopilot Tesla Kembali Bermasalah, Elon Musk Menyangkal Lagi di Twitter
MarketWatch
Teknologi Autopilot di mobil Tesla. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Technoking of Tesla Elon Musk kembali dipusingkan oleh salah satu fitur anyar dalam mobil listriknya yang kerap bermasalah.

Setelah beberapa produk Tesla X mengalami kecelakaan akibat aktivasi autopilot dan fiturnya tak berfungsi menghadapi ganasnya kemacetan di Kota Hanoi, Vietnam beberapa pekan lalu, kini fitur itu kembali dipermasalahkan.

Pria pemilik SpaceX ini menanggapi sebuah surat pembaca dari pemilik Tesla dan berkata bila fitur Autopilot Tesla tidak bermasalah saat kecelakaan di AS beberapa hari yang lalu.

Elon Musk bersikukuh bahwa dalam hal ini ia dapatkan dari informasi yang didapatkan dari data log atau semacam black box dalam kendaraan itu.

Musk menyebut data log yang ditemukan setelah kecelakaan itu tidak ditemukan indikasi bahwa autopilot mobil itu diaktifkan.

Baca juga: Saat Fitur Autopilot Tesla Menyerah Hadapi Kemacetan di Jalanan Vietnam, Ini Videonya

"Data log yang ditemukan sejauh ini menunjukkan Autopilot tidak diaktifkan & mobil ini tidak membeli Full Self Driving atau FSD. Selain itu, Autopilot standar akan membutuhkan jalur lajur untuk menyala, yang tidak dimiliki jalan ini," ujar Musk dalam cuitannya di Twitter, Selasa (20/4/2021).

Baca juga: Ada Tesla Cybertruck Dipamerkan Dalam Ajang IIMS 2021

BERITA REKOMENDASI

Sistem autopilot ini diduga menjadi biang kecelakaan fatal di Texas hingga membuay mobil itu hangus terbakar. Kepolisian setempat yang menyelidiki insiden itu mencurigai bahwa fitur FSD di Tesla menjadi penyebab sebuah kecelakaan fatal yang membuat mobil itu menabrak dan terbakar di Texas pada 17 April kemarin.

Saat ini penyelidikan sedang dilakukan oleh dua badan federal, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional.

Tesla sendiri memang menawarkan fitur sistem kemudi otomatisnya di bawah merek monikers Autopilot dan Full Self-Driving atau FSD. Pabrikan mobil listrik itu juga merilis versi "beta" dari perangkat lunak FSD untuk beberapa pelanggan yang memiliki opsi upgrade ke FSD premium. Untuk fiturnya sendiri dihargai sekitar 10 ribu dollar AS atau setara Rp 140 juta.

Autopilot memang memiliki kekurangan karena tidak selalu tepat dalam mengidentifikasi penanda jalur dengan sempurna.

Ketika di jalan, sistem itu dapat mengalami kebingungan atau kegagalan sistem apabila terdapat retakan dan marka jalan yang tidak bisa membedakannya dengan penanda jalur lainnya.


Sistem autopilot ini kembali merenggut dua korban jiwa dalam kecelakaan nahas di AS. Sebanyak dua orang pria tewas dalam kecelakaan mobil Tesla di Spring, Texas, AS pada Sabtu malam waktu AS (17/4/2021), dan menurut polisi tidak tidak ada orang di belakang kemudi dalam kecelakaan fatal itu.

Berdasarkan penyelidikan awal, polisi mengatakan bahwa mereka meyakini tidak ada orang di belakang kemudi, tetapi mereka belum menyelesaikan penyelidikan itu secara komprehensif. Saat ini investigasi awal tidak meyakinkan karena masih diperlukannya keterangan dari pihak Tesla.

Menurut polisi setempat yang diwawancarai oleh reporter Deven Clarke di KPRC 2, stasiun televisi yang berafiliasi dengan NBC, kendaraan Tesla menabrak pohon dan terbakar. Satu orang ditemukan di kursi penumpang depan, dan satu lagi di kursi penumpang belakang kendaraan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas