Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Aksi Mogok Sopir Truk Berlanjut, Hyundai Kerahkan Karyawan Angkut Kendaraan Baru

Sebelum adanya aksi mogok kerja para sopir truk, industri otomotif Korea Selatan telah lebih dulu mengalami kemerosotan.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Aksi Mogok Sopir Truk Berlanjut, Hyundai Kerahkan Karyawan Angkut Kendaraan Baru
Pulse News Korea
Truk penarik kontainer di pelabuhan Korea Selatan. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Aksi mogok kerja yang dilakukan 25.000 pengemudi truk  yang berlangsung selama sepekan, telah melumpuhkan roda perekonomian Korea Selatan serta aktivitas di pabrik–pabrik di sana.

Aksi mogok yang terjadi akibat adanya kenaikan tajam pada harga bahan bakar minyak (BBM) telah memicu kemunduran di sektor industri, lantaran ribuan ton produk bahan baku di pelabuhan gagal didistribusikan.

Hal inilah yang membuat para pelaku industri di Korea Selatan terpaksa putar otak untuk mencegah terjadinya kerugian yang makin mendalam pada perusahaannya.

Seperti pabrik otomotif Hyundai Motor yang belakangan ini tengah melangsungkan pengiriman mobil baru dari pabrik Kia Gwangju menuju gudang penyimpanan, dengan menerjunkan para karyawan dari Unit Groupnya termasuk Hyundai Glovis, Kia, dan Genesi, imbas dari kurangnya truk pengangkut kargo.

Dengan menumpangi mobil baru tersebut, para karyawan Hyundai mengirimkan satu per satu mobil anyar ini menuju gudang penyimpanan, sebelum nantinya ratusan unit mobil baru ini dikirimkan ke konsumen di berbagai belahan dunia.

Baca juga: Aksi Mogok Sopir Truk di Korea Berlanjut, Protes Kenaikan Harga BBM dan Minta Gaji Pokok Naik

“Setelah pembuat mobil memproduksi mobil baru di pabrik, mobil baru perlu dikirim ke tempat penyimpanan sebelum diekspor. Namun pemogokan pengemudi truk menghambat transportasi, menyebabkan kerugian besar bagi pembuat mobil dan pelanggan," kata pejabat Hyundai.

Langkah ini diambil Hyundai setelah mendapatkan izinPemerintah Korea Selatan untuk melakukan pengiriman mobil secara mandiri tanpa bantuan truk kargo. Dengan cara tersebut Hyundai dapat mempersingkat pengiriman mobil baru ke pelanggan.

Baca juga: Produksi Kendaraan Hyundai Merosot 50 Persen karena Aksi Mogok Sopir Truk

Dilansir dari Korea Times, sebelum adanya aksi mogok kerja para sopir truk, industri otomotif Korea Selatan telah lebih dulu mengalami kemerosotan selama tiga tahun terakhir, akibat krisis rantai pasokan global. Namun setelah munculnya pemogokan ini makin memperburuk kondisi otomotif di Korea Selatan.

“Industri mobil telah berjuang dengan krisis pasokan global yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan gangguan pasokan semikonduktor, sangat egois bagi pengemudi truk untuk mogok dan mengganggu kegiatan logistik di industri,"ujar aliansi otomotif, Korea Automotive.

Belum diketahui sampai kapan kondisi tersebut akan terus belangsung di Korea Selatan, namun menurut para analisis aksi mogok akan terus digelar selama beberapa hari kedepan, mengingat hingga kini baik dari pihak pejabat pemerintah maupun para serikat pekerja belum mencapai kesepakatan bersama.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas