Legacy SR3 Panorama Pakai Kaca Tegak, Desainnya Agak Aneh, Ini Alasan Desainer Karoseri Laksana
Pada model Legacy SR1 dan Legacy SR2, kaca depan tampil lebih landai atau sedikit lebih rebah untuk mendapatkan aksen lebih aerodinamis.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika kita simak, model terbaru bus besar buatan Karoseri Laksana, yakni Legacy SR3 Panorama, desainnya tampil beda dari dua seri Legacy terdahulu. Perbedaan menonjol tersebut terlihat di tampilan kaca depan.
Pada model Legacy SR1 dan Legacy SR2, kaca depan tampil lebih landai atau sedikit lebih rebah untuk mendapatkan aksen lebih aerodinamis sekaligus mengurangi hambatan angin atau air drag dari arah depan saat bus melaju.
Pada model terbaru Legacy SR3 Panorama, bus tampil dengan kaca depan lebih tegak, mengingatkan kita kembali pada bus-bus di Indonesia era 1990-an buatan sejumlah karoseri dalam negeri.
Manajer R&D Karoseri Laksana Kusririn dalam perbincangan dengan Tribunnews di workshop-nya awal Juli 2023 lalu mengatakan, desain kaca depan sengaja dibuat lebih tegak pada Legacy SR3.
"Misalnya untuk bus Legacy SR3 ini, sekarang kita bikin versi single glass dan versi double glass dan ada model HD dan XHD-nya," ujarnya. Yang mirip bus-bus di Eropa adalah yang XHD. Desainnya kita bikin agak aneh agar orang terkesima," ujarnya.
Legacy SR3 XHD memilik tinggi 3,9 meter dan merupakan bus besar paling jangkung untuk lini bus produksi Karoseri Laksana dengan penggerak 4x2 dengan panjang bodi 12 meter, mengacu pada standar regulasi Pemerintah.
Ternyata, desain kaca tegak dengan rancangan single glass atau kaca tunggal disukai oleh banyak pengusaha transportasi bus.
Kusririn mengatakan, sebelum dieksekusi sebagai model final untuk kemudian diproduksi massal sebagai model terbaru dari karoserinya, tim R&D Karoseri Laksana yan dia pimpin membuat puluhan rancangan usulan desain.
"Untuk model SR3 ini saja ada 20 gambar yang kita siapkan, baik desain depan, samping maupun belakangnya. Sampai kemudian kita kerucutkan jadi beberapa bagian saja," ujarnya.
Baca juga: Bus Mesin Depan Tak Bisa Pakai Model Legacy SR3, Desainer Karoseri Laksana Punya Alasan Ini
Setelah desian disetujui kemudian dilakukan scanning. Lalu dimintakan persetujuan. Toleransi untuk setiap deviasi gambar dengan mock up menggunakan satuan milimeter.
"Kalau selisihnya lebih dari 10 mm harus ditambal, diperbaiki, lalu masuk ke bagian engineering kemudian baru kita bikin rangka bodi busnya," beber Kusririn.
Baca juga: Kenapa Uji Tabrak Depan Bus Seperti Dilakukan Karoseri Laksana Penting? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Dia menambahkan, dalam mendesain bus pihaknya mendapat masukan dari berbagai pihak seperti dari pengusaha bus. "Masukan-masukan itu kita dapatkan dari PO bus, selain juga dari pengguna," ujarnya.