Masuk Ekosistem Prakerja, Hino Indonesia Academy Bikin Pengemudi Truk dan Bus Makin Smart di Jalan
Pelatihan di Hino Indonesia Academy membuat driver makin mengenal karakter truk dan bus yang dikemudikan agar didapatkan efisiensi operasi maksimal.
Penulis: Choirul Arifin
Di HTSCC ini trainer Hino Indonesia Academy antara lain mengajari driver bagaimana cara pengereman yang terencana. "Ini upaya kami untuk mendukung upaya Pemerintah meningkatkan keselamatan berkendara," kata Pieter.
Baca juga: HMSI Serah Terima Unit Bus Hino RM 280 ke PO Subur Jaya dan PO Efisiensi
Di 2024, Hino Indonesia Academy akan membuka 21 batch pelathan tenaga mekanik untuk hampir 600 orang tenaga mekanik lewat program Hino Prakerja.
Keunggulan
Pieter mengatakan, program pelatihan di lembaganya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan lembaga pelatihan sejenis di tempat lain.
"Kita memiliki ebberapa keunggulan, seperti kurikulum pelatihan dengan standar dari BNSP dan sudah kita sesuaikan juga dengan kebutuhan sektor indusri. Tidak hanya kuantitas tapi juga kualitasnya demi memastikan mereka yang mengikuti pelatihan di tempat kami mendapatkan pelatihan yang benar demi bisa mewujudkan transportasi yang aman," beber Pieter.
Dia memaparkan, saat ini masih banyak driver senior yang belum paham tentang bagaimana melakukan pengereman yang aman dan terencana. "Untuk hal seperti itu akan kita berikan teori dan praktiknya secara langsung di HTSCC," kata dia.
"Fasilitas pelatihan kita bisa juga dimanfaatkan untuk mereka yang ingin meningkatkan kompetensi termasuk mereka yang belum mendapatkan pekerjaan dengan instruktur profesional yang memiliki latar belakang pengalaman kerja di bidang itu dan tersertifikasi BNSP," imbuhnya.
Tantangan Pengelolaan SDM di Indonesia
Chairul Saleh SH LLM, Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kantor Menko Perekonomian mengatakan, mendukung penuh program pelatihan Prakerja yang diselenggarakan Hino Indonesia Academy.
Menurutnya, program pelatihan seperti ini membantu Pemerintah meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah dan belum merata.
"Tenaga krja kita masih dodominasi sektor informal dan low skill. Produktivitasnya masih rendah dan membutuhkan adaptasi ke Industry 4.0 dan pekerjaan-pekerjaaan baru. Kita juga dihadapikan pada bonus demografi yang puncaknya akan terjadi di 2035. Ini harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan masalah," ungkapnya.
Untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas dan daya saing SDM Indonesia, Pemerintah kini melibatan hampir seluruh lembaga di pemerintahan termasuk penyelenggaraan pendidikan vokasi serta program prakerja seperti Hino Indonesia Academy.
"Pendidikan vokasi ke depan akan diarahkan ke demand driven ketimbang supply driven yang akan kita selenggarakan bersama-sama KADIN. Desain kebijakan ini yang kali pertama mengubah paradigma yang ada. Sektor industri akan sejajar dengan pemerintah di Komite Vokasi dan pelaku industri akan mempengaruhi langsung desain kebijakan yang akan dibangun (oleh Pemerintah). Wujudnya bsia berupa program pemagangan, program pelatihan dan lain-lain," ungkap Chairul.
Santiko Wardoyo, COO – Director HMSI mengatakan, meningkatkan kualitas SDM di sektor transportasi sangat penting dan tidak dapat dipandang sebelah mata.