Produsen Otomotif Sebut Pasar Kendaraan Listrik Indonesia Potensial
Pelaku industri otomotif menilai pasar kendaraan listrik di Indonesia terbilang subur. Kehadiran EV sejauh ini mendapatkan banyak dukungan
Editor: Dodi Esvandi
Di dalam sesi diskusi SAFE 2023 soal kendaraan listrik ini, turut hadir Presiden Direktur Harita Nickel Roy A. Arvandy.
Dia memaparkan soal potensi Indonesia untuk membangun ekosistem kendaraan listrik secara terintegrasi karena RI memiliki cadangan nikel besar.
Roy mengutip data yang mencatat cadangan nikel di Indonesia mencapai 17 miliar ton.
“Ini saya rasa satu kontribusi yang besar nanti buat depan industri EV dan baterai EV di Indonesia,” ujarnya.
Harita Nickel sendiri adalah perusahaan yang fokus kepada produksi nikel sulfat dan kobalt sulfat.
Dua komoditas ini penting untuk menjadi bahan baku pembuatan precursor yang selanjutnya diolah menjadi katoda, hingga akhirnya menjadi baterai.
Baca juga: Teknologi Eaton EV Charger untuk Kendaraan Listrik Unjuk Gigi di Electric & Power Indonesia 2023
Namun, sejauh ini Indonesia belum memiliki pabrik precursor.
Alhasil, imbuh Roy, nikel sulfat dan kobalt sulfat yang diproduksi Harita Nickel 100 persen harus diekspor.
Harita Nickel berharap ada investor yang masuk dan berminat membangun pabrik precursor.
Hal ini menjadi penting demi mengisi kekosongan rantai produksi baterai kendaraan listrik.
Secara umum, dukungan pemerintah serta kolaborasi dengan pihak swasta merupakan hal krusial untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.