Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

BYD Tak Khawatir Penjualan Mobil di Indonesia Stagnan 1 Juta Unit Per Tahun

Kondisi pasar mobil domestik saat ini sedang mengalami stagnasi. Selama 10 tahun terakhir, penjualan hanya 1 juta unit per tahun

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Sanusi
zoom-in BYD Tak Khawatir Penjualan Mobil di Indonesia Stagnan 1 Juta Unit Per Tahun
Tribunnews/Endrapta
Varian terbaru BYD Dolphin Dynamic di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. 

Adapun pabrik ini ditargetkan bisa memiliki kapasitas produksi hingga 150 ribu unit per tahun.

Mengenai besaran investasi yang dikucurkan BYD untuk membangun pabrik ini, Luther belum bisa membeberkannya karena masih dalam tahap penghitungan.

"(Jumlah investasi) masih belum bisa kita disclose karena masih dalam kalkulasi. Saya rasa suatu investasi yang cukup besar lah ya. Bisa diperkirakan mungkin kalau kita udah dapet gambaran dari production progress ya," ujar Luther.




Penjualan Mobil Stagnan

Mengutip Kompas.com, pasar kendaraan roda empat atau lebih Indonesia sedang mengalami fase one million trap atau tejebak di angka satu juta unit selama satu dekade belakangan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga 2023 belum pernah penjualan mobil melebihi satu juta unit.

Penjualan mobil tertinggi, masih terjadi pada 2013 dengan 1.229.811 unit.

BERITA TERKAIT

Periode tersebut ketika pertama kali program kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau lebih dikenal Low Cost Green Car (LCGC) dirilis. Segmen ini langsung bekontribusi lebih dari 30 persen penjualan nasional.

Pengamat otomotif sekaligus peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia, Riyanto menjelaskan terdapat beberapa faktor utama yang melandasi kondisi terkait.

Salah satunya ialah terjadi lonjakkan harga mobil di periode 2013-2022 yang tidak diikuti pertumbuhan pendapatan per-kapita. Sehingga, membuat masyarakat jadi kesulitan untuk memiliki kendaraan baru.

"Secara empiris, harga pada seluruh jenis kendaraan paling berpengaruh. Lantas, pendapatan per-kapita, tingkat suku bunga kredit, kurs atau nilai tukar, dan harga bahan bakar," kata dia di Jakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

"Berdasarkan data, pendapatan per-kapita dan harga jual mobil selama periode 2000-2013 itu tumbuh beriringan. Di mana, pendapatan masyarakat tumbuh 28,26 persen sementara harga mobil naik 21,23 persen," ucap Riyanto.

"Namun, pada periode 2013-2022, pendapatan kita naik hanya 3,65 persen setiap tahun. Sehingga tidak cukup membeli mobil baru (naiknya harga mobil lebih besar) dan pada akhirnya penjualan mobil rata-rata turun 1,64 persen," lanjut dia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas