Kenang Wafatnya Chairil Anwar, 28 April Diperingati Sebagai Hari Puisi Nasional Indonesia
Peringatan Hari Puisi Nasional Indonesia setiap 28 April sebagai momen mengenang wafatnya penyair Chairil Anwar yakni 28 April 1949, berikut profilnya
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Gigih
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Rabu (28/4/2021), Chairil dikabarkan meninggal dunia saat usianya belum genap 27 tahun.
Tidak diketahui secara pasti penyebab kematiannya.
Namun ada beberapa versi yang mengatakan dirinya mengidap penyakit TBC.
Chairil Anwar kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta.
Atas jasa-jasanya sebagai pelopor Angkatan 45, Pemerintah Republik Indonesia memberikan suatu Anugerah Seni kepada Chairil Anwa
Dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,12 Agustus 1969, No. 071I1969.
Anugerah Seni tersebut diterimakan kepada puteri Chairil satu-satunya yaitu Evawani Alissa.
Kemudian hari wafatnya Chairil Anwar ditetapkan sebagai Hari Puisi Nasional.
Sebelumnya, disaat-saat terakhir, Chairul sempat mengigau saat panas tinggi dengan menyebut "Tuhanku, Tuhanku..."
Meski tak sempat memberi judul, sebuah sajak terselesaikan menjelang kematiannya.
Berikut sajaknya:
Cemara menderai sampai jauh,
terasa hari akan jadi malam,
ada beberapa dahan disingkap merapuh,
dipikul angin yang terpendam,
aku sekarang orangnya bisa tahan,
sudah berapa waktu bukan kanak lagi,
tapi dulu memang ada suatu bahan,
yang bukan dasar perhitungan kini.
hidup hanya menunda kekalahan,
tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan,
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
(Tribunnews.com/Galuh) (Tribunnewswiki/Widi Pradana Riswan Hermawan)