Tiga Startup Bantu Proses Pembelajaran Siswa di Daerah Tertinggal
Ketiga startup akan memberikan device yang memungkinkan untuk disampaikan dalam bentuk offline.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA – Tiga startup berinisiatif membantu memudahkan proses belajar mengajar siswa di daerah tertinggal melalui pengembangan konten pembelajaran.
Tiga startup tersebut adalah HaloHola, Quipper, dan Genuis.
“Inovasi yang bermitra dengan berbagai pihak, diharapkan bisa mempercepat program pemerintah yang terkait dengan kualitas pendidikan,” kata Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Priyono dalam pernyataan persnya, Senin (7/10/2019).
Priyono menambahkan, ketiga startup akan memberikan device yang memungkinkan untuk disampaikan dalam bentuk offline.
Mengenai konten untuk menyiapkan peserta didik di daerah tertinggal, agar nilai ujian menjadi lebih baik.
Inovasi ini memungkinkan guru bisa melayani beberapa kelas, sehingga memecahkan persoalan kurangnya jumlah guru yang mengajar di daerah tertingga.
Baca: Barbie Kumalasari Ngelantur Terbang ke AS Hanya 8 Jam, Mantan Suami Mengaku Malu. . .
Uji coba teknologi belajar mengajar ini akan dilakukan di 10 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Halmahera Barat, dan akan berlanjut di Kabupaten Sambas.
Kemitraan untuk proses belajar mengajar dijalin dengan Universitas Terbuka, untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidikan PAUD di Kabupaten Solok melalui sertifikasi.
Baca: Enggan Salami Surya Paloh di Gedung DPR, Mega Makin Akrab dengan SBY di HUT TNI
“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang merupakan metode pendidikian awal, memiliki potensi meningkatkan angka partisipasi sekolah. Makanya diawali dari pendidikan dasar, karena benihnya dari sini,” ujar Priyono.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Ini Gambaran Kabinet Jokowi 2019-2024, Ada yang Terpental dan Bertahan
Inovasi teknologi untuk daerah tertinggal juga akan merambah sektor kesehatan melalui peningkatan kapasitas tenaga kerja bidang kesehatan, mengenalkan solusi kesehatan Emo Demo atau Emotional Demonstration, dan solusi teknologi telehealth melalui aplikasi SEHATI dan TeleCTG.
“Emo Demo yang merupakan inovasi komunikasi dengan menggabungkan proses interaktif dan Behaviour Communication Change (BCD) atau perubahan perlilaku, untuk mencapai perubahan perilaku secara positif,” kata Priyono.
Keberhasilan dan efektifitas penggunaan Emo Demo yang telah dibuktikan dari hasil evaluasi pelaksanaan di beberapa wilayah di Jawa Timur, mendorong kebutuhan pengenalan metode ini di bidang pendidikan gizi.
Kemudian, aplikasi Bdidan Sehati, dan TeleCTG membantu mendeksi faktor resiko ibu, dan janin, dengan terkoneksi dalam satu platform database yang memudahkan penelusuran dan pengawasan perawatan kehamilan, dan proses persalinan.
“Hal ini merupakan upaya untuk memperluas upaya promotif dan preventif melalui telemedicine dan pemberdayaan sumber daya manusia menggunakan teknologi,” ujar Priyono.
Program ini bertujuan mencegah dan menanggulangi stunting melalui pelatihan untuk tenaga kesehatan, kader dan pendamping desa, dengan melakukan screening berjenjang dari tingkat desa, puskesmas sampai RSUD hasil kerjasama Danone dan Tim Dokter Ahli Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan Bersama Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI).