Gusti Agung Ayu Putu Oka, Guru yang Bergairah Mendidik Meskipun Diterjang Penyakit
Sakit bukan halangan bagi Gusti Agung untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik. Keuletannya mendidik membuahkan hasil, dua anaknya sukses.
Editor: cecep burdansyah
Itu landasan utama. Kemudian akan menyusul pada kedisiplinan dan sikap yang lainnya. Saya memang sangat cerewet kepada anak saya ketimbang suami saya.
Tapi itulah yang saya harapkan anak saya menjadi orang yang baik. Dan saya tidak mau gagal mendidik anak saya. Karena pendidikan itu terutama kepada anak harus dimulai sejak anak itu dalam kandungan. Semua akan mudah ketika kita berhasil mendidik anak kita.
Dari informasi, bahwa Ibu saat ini dalam kondisi sakit. Apakah boleh tahu sakit apa?
Dahulu pada 2006, saya kontrol gula 400. Kemudian sering berobat. Tapi tidak ada perubahan. Kemudian berefek ke kepala belakang saya. Kemudian saya kontrol lagi, dan saya cek gula saya naik ke 428.
Dan akhirnya mata saya juga dikatakan katarak karena penyakit gula. Kemudian kepala belakang saya juga sering sakit. Dan saya didiagnosa karena ada benjolan di payudara, karanya tumor.
Dan saya akan pemeriksaan 12 Mei nanti di RS Kapal. Tapi jujur, meski sakit saya tidak pernah patah semangat dalam mengajar.
Apa pesan Ibu kepada guru atau anak didik saat ini?
Saya harap guru tetap semangat. Jangan pamrih. Meskipun kita tidak seberapa mendapat gaji. Figur pendidik intinya bagaimana kita mendidik diri sendiri. Dan di masa pandemi ini saya pesan semua guru untuk terus membaca, membaca dan membaca. Karena dari membaca itu kita mendapatkan ilmu. (ang)