Indonesia Kekurangan Ahli IT, Perlu Penguatan Kurikulum Teknologi di Pendidikan Tinggi
Di tengah adopsi digital yang kuat, Indonesia masih menghadapi kendala masih kurangnya ahli IT yang mumpuni.
Editor: Choirul Arifin
Memanfaatkan Open Source memungkinkan masyarakat dapat menciptakan akses yang lebih luas untuk bahan belajar, bahan produksi, dan bahan riset yang terbuka untuk publik.
"Open Source tak hanya memberi manfaat bagi individu dan komunitas pengembang, tetapi juga membantu mempercepat perkembangan solusi IT berkualitas di Indonesia,” ujarnya.
Pendapat serupa dikemukakan Ahmad Syauqi Ahsan, dosen dan Kaprodi Sarjana TerapanTeknik Informatika PENS.
Kata dia dengan membangun ekosistem yang inklusif, semua pihak harus berkomitmen untuk menciptakan kemandirian dalam penelitian dan pengembangan teknologi di Indonesia.
"Dalam hal ini, kolaborasi dengan pemerintah, universitas, lembaga riset, dan komunitas IT juga menjadi fokus utama kita,” ujarnya.
Sedangkan bagi lembaga seperti Kantor Bea Cukai, masa depan keberhasilan terletak pada kemandirian dalam menciptakan solusi IT yang andal dan inovatif.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Jatim II Bea Cukai, Agus Sudarmadi, kita harus mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga dan mulai mengembangkan sistem sendiri.
Baca juga: Tren Digitalisasi, Kebutuhan Ahli IT Jadi Tantangan Dunia Bisnis di Masa Depan
“Melalui upaya peningkatan kemandirian IT melalui skema kolaborasi G2G2B secara terbuka dan independent, diharapkan kita dapat mengatasi tantangan masa depan dan menjaga integritas serta efisiensi tugas kami sebagai para punggawa Kantor Bea Cukai,” kata Agus.
Sementara itu Direktur X-Link Software, Cherdian menyebut kemandirian IT bukan lagi sesuatu yang bisa ditawar untuk kemajuan bangsa, pertumbuhan ekonomi dan daya saing Indonesia di mata dunia.
Kemandirian IT katanya harus menjadi prioritas nasional karena secara otomatis akan memperkuat ketahanan nasional.
"Itulah sebabnya pengembangan industri solusi IT yang dilakukan di dalam negeri membutuhkan dukungan regulasi, kurikulum akademis, dan awareness campaign kepada konsumen, " ujar Cherdian.
Kata kunci untuk membangunkan kemandirian lanjut Cherdian dalam penyediaan solusi IT yang mumpuni, adalah dengan bersama-sama membangunkan kesadaran akan hal itu.
Dengan kesadaran kolektif diharapkan akan mempercepat terciptanya ekosistem yang sesuai untuk tumbuhnya penyedia solusi lokal yang dapat menjadi pendukung kalangan bisnis dalam mengadopsi produk lokal maupun produk alternatif yang menghindarkan kita dari Vendor Lock-In.
“Teknologi sebaik apapun tidak akan dapat berguna dengan optimal bilamana tidak didukung oleh pembangunan sumberdaya manusianya. Tidak hanya sebagai pengguna teknologi tersebut, melainkan juga memiliki penguasaan untuk pengembangan, setidaknya perawatan maupun operasional," tambah Julyanto.
"ika tidak ada penguasaan, maka artinya kita hanya menggunakan produk, bukan teknologi. Kita hanya akan jalan ditempat, tidak berproses menjadi negara maju” pungkas Julyanto.