Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soroti Debat Cawapres, CSIS: Masih Banyak Akar Masalah yang Belum Terungkap

Sama halnya di debat soal pendidikan, paslon juga belum menghadirkan solusi yang jelas dalam masalah kesehatan

Penulis: Sanusi
zoom-in Soroti Debat Cawapres, CSIS: Masih Banyak Akar Masalah yang Belum Terungkap
Kompas.com/ GARRY ANDREW LOTULUNG
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin berjabat tangan dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam. Peserta debat ketiga kali ini adalah cawapres masing-masing paslon dengan tema yang diangkat adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya 

Menurut Mari Pangestu, memang banyak yang kurang puas dalam melihat debat paslon. Selain masalah waktu yang terbatas, kultur juga belum mendukung, dimana bangsa Indonesia bukan bangsa yang suka berdebat.

“Namun demikian, dari materi debat yang disampaikan cawapres dan diskusi hari ini, terlihat berbagai tantangan yang akan bangsakita hadapi ke depan. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih komprehensif di masa datang menjadi semakin penting,” kata Mari.

Sebagai gambaran, Mari menyebutkan, dalam soal Jaminan Kesehatan, meskipun sudah mengcover sekitar 215 juta jiwa, masih banyak yang masuk yaitu sekitar 50 juta jiwa yang belum tercatat. Anggaran jaminan kesehatan juga masih terbatas, sekitar 1 persen dari PDB, padahal menurut UU anggaran kesehatan dari pemerintah mencapai 5 persen APBN dan 10 persen APBD.

“Dalam hal ini, persoalan di bidang layanan kesehatan tidak hanya sebatas bagaimana meningkatkan kualitas layanan, tapi juga masih perlu meningkat coverage-nya serta mendorong pendanaan yang lebih besar tetapi juga pembelanjaan yang lebih efektif dan terukur dampaknya. Ini tentu memerlukan berbagai perubahan, termasuk dalam peraturan,” katanya.

Mari juga melihat, persoalan pengembangan budaya juga semakin penting untuk diperhatikan untuk membangun harmonisasi yang lebih kuat. Tantangannya bukan sebatas bagaimana ragam budaya yang ada bisa menjadi potensi pengembangan ekonomi rakyat, tapi juga keragaman ini juga harus dapat memperat dan meningkatkan nilai-nilai sosial seperti toleransi dalam membangun masyarakatyang lebih adil, sejahtera dan bahagia.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas