Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Dua Wasiat Utama Sunan Gunung Jati yang Selalu Diingat Saat Ramadan

Sosok Sunan Gunung Jati diingat karena beberapa wasiat utamanya sudah sekian lama menjadi semacam tuntunan sakral yang diwariskan turun temurun.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Dua Wasiat Utama Sunan Gunung Jati yang Selalu Diingat Saat Ramadan
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Ridwan Kamil saat bersimpuh dan berdoa di makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Selasa (6/3/2018). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketika Ramadan tiba, dua wasiat Sunan Gunung Jati begitu diingat, apa sajakah?

Yuk simak tulisan dari Gana Islamika  yang dikutip Tribunnews.com ini.

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah lahir sekitar 1450 M, namun ada juga yang mengatakan bahwa dia lahir pada sekitar 1448 M.

Sebagai salah satu dari kelompok ulama besar di Jawa bernama Walisongo, Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya Walisongo yang menyebarkan Islam di Jawa Barat.

Baca: Seumur Hidup Hanya 2 Kali Sakit, Simak Rahasia Gaya Sehat Rasulullah SAW, Puasa Salah Satu Tipsnya

Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati (dok Gana Islamika)

Ayahnya adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar, seorang Mubaligh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Maulana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air.

Syekh Maulana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramaut, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucunya, Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Sedangkan Ibu Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim.

Berita Rekomendasi

Dia putri dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian Santang dan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana atau Cakrabumi atau Mbah Kuwu Cirebon Girang yang berguru kepada Syekh Datuk Kahfi, seorang Muballigh asal Baghdad bernama asli Idhafi Mahdi bin Ahmad.

Dia dimakamkan bersebelahan dengan putranya yaitu Sunan Gunung Jati di Komplek Astana Gunung Sembung, Cirebon.

Masyarakat Jawa Barat, khususnya Cirebon, bukan hanya mengenal dengan baik Sunan Gunung Jati lantaran sang Sunan merupakan salah seorang dari Dewan Ulama penyebar Islam awal di Tanah Jawa atau Walisongo.

Sosok Sunan Gunung Jati diingat karena beberapa wasiat utamanya sudah sekian lama menjadi semacam tuntunan sakral yang diwariskan turun temurun sehingga terus diingat dan menancap di benak masyarakat.

Di antara beberapa wasiat itu, setidaknya ada dua wasiat utama yang hingga kini sudah dianggap mewujud dalam sikap-perilaku sehari-hari masyarakat Cirebon. Apa saja?

“Insun titip tajug lan fakir miskin.”

Gerbang utama Masjid Sang Cipta Rasa atau Masjid Agung Cirebon, Jawa Barat, Minggu (29/7/2012). Masjid yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati ini berada di dekat kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Gerbang utama Masjid Sang Cipta Rasa atau Masjid Agung Cirebon, Jawa Barat, Minggu (29/7/2012). Masjid yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati ini berada di dekat kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)

“Insun titip tajug lan fakir miskin.”

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas