Meneladani Ilmu Kekebalan Hati Warisan Rasulullah SAW
Rasulullah sangat pemaaf, tidak mudah merasa sakit hati walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang sangat menyakitkan sekalipun.
Editor: Dewi Agustina
MANUSIA selalu berusaha dengan berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari gangguan dan kejahatan orang lain.
Banyak cara yang ditempuh dan jalan yang dilalui untuk tujuan ini.
Sejak zaman dahulu dalam dunia persilatan telah kita dengar berbagai macam nama ilmu kesaktian.
Di zaman rudal dan senjata mutakhir sekarang ini pun masih banyak orang yang mengejar ilmu kesaktian semacam ini, dengan berbagai macam tujuan dan alasan; untuk menjaga diri, agar terkenal sebagai jawara, atau mungkin seorang dai mempelajarinya agar dakwahnya lancar.
Karena paling tidak, dia dapat melindungi diri dari kejahatan orang yang tidak senang pada ajakan kebaikan yang dia serukan dalam setiap dakwahnya.
Perlu juga diketahui, ilmu kedigdayaan ini punya dua sumber berbeda, yang biasa dikenal dengan sebutan ilmu hitam dan ilmu putih.
Baca: Polisi Cokok Pembunuh Bayaran dan Penyuplai Senjata Aksi 22 Mei 2019, Satu Orang Terima Rp 150 Juta
Ilmu putih adalah kesaktian yang diperoleh dengan amalan tertentu yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Sedangkan ilmu hitam adalah kebalikannya, kesaktian yang diperoleh dengan melakukan suatu amalan yang dilarang Allah.
Dikutip dari ganaislamika, berikut akan diuraikan kesaktian luar biasa yang sangat penting untuk dimiliki, khususnya bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia dakwah.
Ilmu ini adalah ilmu kebal yang diajarkan dan diwariskan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya.
Namun yang dimaksud dengan ilmu kebal di sini bukan ilmu yang dapat menyebabkan pengamalnya tidak mempan disabet pedang, atau tidak bisa ditembus oleh peluru.
Ilmu kebal tingkat tinggi yang diajarkan Rasulullah SAW adalah kekebalan hati.
Orang yang menguasai ilmu ini tidak akan mudah sakit hati, tidak gampang tersulut kemarahannya, tidak gampang termakan hasutan orang, jauh dari dengki dan hasut sehingga hidupnya terasa benar-benar tenteram.
Rasulullah sangat pemaaf, tidak mudah merasa sakit hati walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang sangat menyakitkan sekalipun.