Meneladani Ilmu Kekebalan Hati Warisan Rasulullah SAW
Rasulullah sangat pemaaf, tidak mudah merasa sakit hati walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang sangat menyakitkan sekalipun.
Editor: Dewi Agustina
Beliau dicaci, dihina, disakiti tetapi dengan mudahnya beliau melupakan itu semua.
Sudah kerap kita dengar sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah setiap kali pulang dari masjid diludahi oleh seorang kafir.
Suatu hari Rasulullah SAW tidak mendapati orang tersebut.
Ketika Rasulullah mengetahui orang itu ternyata sakit, beliau bergegas untuk menjenguknya, dan sebab itulah orang tersebut masuk Islam.
Kisah serupa adalah ketika dalam perjalanan dakwah ke Thaif, pun tidak kalah pedihnya cobaan yang Rasulullah SAW hadapi.
Rasulullah SAW ditolak oleh pemimpin Tsaqiif bahkan dilempari batu oleh budak-budak dan orang-orang bodoh dari mereka, sehingga kedua kakinya berlumuran darah.
Ketika malaikat Jibril menawarkan untuk membinasakan mereka, Rasulullah SAW menolak bahkan mendoakan mereka agar mendapat pengampunan Allah.
Namun bagaimana halnya dengan kita? Bukankah kita seringkali merasa sakit hati, tersinggung dan kecewa hanya karena hal sepele?
Keadaan seperti ini membuat kita mudah marah, menyimpan kebencian dan dendam pada orang yang ada di sekitar kita.
Padahal perasaan seperti itu kalau dibiarkan akan mengganggu kesehatan jasmani juga, seperti penyakit darah tinggi, jantung dan lain-lain.
Itulah sebabnya, kita sangat perlu mendalami setidaknya sepuluh jurus sakti dari Rasulullah SAW ini.
Apakah sepuluh jurus itu, dan bagaimana kita mengusainya?
Jurus-jurus itu terdapat dalam ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Rasulullah SAW.
Tentu saja cara mendapatkan kekebalan itu adalah dengan memahami, menghayati dan berusaha mencontoh Rasulullah SAW dalam mengamalkannya.