Jejak Dakwah dan Perjuangan Pangeran Jayakarta, Makamnya Sengaja Disembunyikan dari Belanda
Wafat di tahun 1640, makam Pangeran Jayakarta berdampingan dengan anak dan kerabatnya. Makamnya ini nyaris tak diketahui. Sengaja disembunyikan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wafat di tahun 1640, makam Pangeran Jayakarta berdampingan dengan anak dan kerabatnya. Makamnya ini nyaris tak diketahui. Sengaja disembunyikan. Mengapa?
Nama Pangeran Jayakarta mungkin sudah tak asing bagi sebagian orang.
Memiliki nama asli Achmad Djakerta, makam Pangeran Jayakarta berada di kawasan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.
Berada di dekat Masjid Jami Assalafiyah, makam Pangeran Jayakarta berdampingan dengan empat makam lainnya, yang terdiri dari makan keturunan hingga kerabatnya.
Baca juga: Masjid Si Pitung Marunda Hanya Dibangun Semalam, Bukti Sejarah Perjuangan Sultan Fatahillah
Baca juga: Heboh Biaya Pemakaman Naik dari Rp 500 Ribu Jadi Rp 5 Juta, Petugas: Usulan Awal Malah Rp 10 Juta
Tepat di samping makam Pangeran Jayakarta, terdapat makam Pangeran Lahut yang merupakan putra Pangeran Jayakarta.
Kemudian di sampingnya ada makam Pangerang Soeria, cucu Pangeran Jayakarta.
Sementara dua makam di dekatnya merupakan makam Pangeran Sageri dan kerabatnya.
"Ada 5 makam. Itu anak, cucu dan kerabatnya. Kemudian di sekitarnya merupakan keturunannya. Itu bukan makam umum tapi makam keluarga," kata Ketua Masjid Jami Assalafiyah, Suhendar di lokasi, Kamis (15/4/2021).
Satu diantara kerabatnya yakni Pangeran Sageri merupakan sosok yang berjasa.
Makamnya berada tak jauh dari Pangeran Jayakarta semakin memperlihatkan peran penting pada masanya.
Usai tiba di kawasan Jatinegara Kaum pada tahun 1619, Pangeran Jayakarta membangun sebuah masjid.
Diberinama Masjid Jami Assalafiyah oleh keturunannya, masjid ini dibangun pada tahun 1620 dan memiliki arti 'tertua'
Kala itu, Pangeran Jayakarta meminta bantuan Pangeran Sageri untuk membangun rumah ibadah tersebut.