Cara Mandi Wajib di Bulan Ramadan: Niat, Urutan, dan Kondisi yang Mewajibkan Mandi Junub
Niat dan tata cara mandi wajib. Ini kondisi yang mewajibkan mandi junub. Muslim yang selesai haid/nifas dan keluar mani juga harus mandi wajib.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Mandi wajib atau mandi junub adalah hal yang wajib dilakukan bagi seorang muslim yang sedang dalam keadaan hadas besar.
Hadas besar ini termasuk keluarnya air mani, haid, dan nifas.
Di bulan Ramadan, ada sebagian muslim yang terkadang sengaja tidak mandi junub hingga waktu Subuh tiba (mandi setelah Subuh), baik karena terlalu dingin atau sebab lainnya, padahal hendak menjalani puasa.
Dalam keadaan demikian, apakah puasa mereka tetap sah meskipun belum mandi junub hingga subuh?
Dikutip dari Bimas Islam Kemenag, menurut para ulama, bagi orang yang junub di waktu malam di bulan Ramadan, maka boleh baginya mandi junub setelah fajar atau setelah waktu subuh tiba.
Tidak masalah bagi seseorang mandi junub atau mandi haid setelah Subuh, puasanya tetap dinilai sah.
Sehingga, jika kita belum mandi junub hingga waktu Subuh, maka hal itu dibolehkan dan puasa kita tetap dinilai sah.
Baca juga: 11 Amalan Sunnah Bulan Ramadan yang Menambah Pahala, Dilengkapi Niat Berpuasa dan Doa Berbuka
Meskipun demikian, tetap yang lebih utama adalah mandi junub sebelum waktu Subuh agar kita bisa memulai puasa dalam keadaan suci hari hadas besar.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut:
"Barangsiapa di waktu Subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya tidak mandi kecuali setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya."
Kebolehan belum mandi junub hingga Subuh ini berdasarkan perbuatan Nabi SAW.
Beliau pernah menunda melakukan mandi junub hingga Subuh, dan kemudian beliau berpuasa.
Ini menjadi dasar kebolehan menunda mandi junub setelah fajar atau Subuh.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim, dari Sayidah Aisyah dan Ummu Salamah: