Mengenal Al-Qur'an Tulis Tangan Tertua di Sulawesi Tenggara, Kertasnya Dibuat dari Kulit Kayu Mahoni
Bagian bawah Al-Qur'an tampak lusuh kehitaman, sisi kiri dan kanan sebagian telah sobek dimakan usia.
Editor: Dewi Agustina
Selain itu, pada saat Al-Qur'an ini berada di tangan warga Kabupaten Muna pada abad ke-18, jarang digunakan.
Bahkan, kata Agung, Al-Qur'an tulis ini dijadikan jimat pada masa lampau.
"Dijadikan jimat, disimpan di lemari baik-baik dibungkus secara tradisional pakai dedaunan," katanya.
Selain itu, Al-Qur'an tulis tangan ini dirawat dengan metode modern bernama fumigasi, diasapi menggunakan bahan kimia, agar tidak dihidupi jamur dan dimakan bakteri.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Hukum Berat Penceramah Yang Minta 300 Ayat Alquran Dihapus
Butuh Anggaran Perawatan
Al-Qur'an tulis tangan dan sejumlah kitab bersejarah rutin dirawat setiap tahun dengan cara modern, fumigasi.
Dalam setiap fumigasi, pihak Museum Sultra menelan anggaran sebesar Rp 150 juta untuk membeli lima jenis bahan kimia.
Namun, pada tahun 2022 ini, benda koleksi di Museum Sultra itu urung mendapatkan perawatan.
"Belum ada anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK), masih diusahakan APBD 2022," kata Agung Kurniawan.
Agung mengatakan, Museum Sultra tak lagi mendapatkan DAK dari Direktorat Jenderal Permuseuman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Dikbud Ristek) 2021 sampai 2022.
Menurut Agung, Kementerian Dikbud Ristek mem-blacklist anggaran Museum Sultra, karena kasus pencurian benda pusaka 2021 lalu.
"Akibatnya kami tidak punya kegiatan, kami sudah komplen juga, apa hubungannya pencurian di museum, padahal benda-benda itu butuh dirawat," tandasnya. (TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Mengintip Al-Qur'an Tulis Tangan Tertua di Sulawesi Tenggara, Berusia 500 Tahun dari Kerajaan Muna