Menag Yaqut Anggap Perbedaan Awal Puasa jadi Hal yang Biasa: Mari Saling Menghormati
Menteri Agama RI (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai adanya perbedaan awal puasa Ramadan yang terjadi di Indonesia adalah hal yang biasa.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama RI (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai adanya perbedaan awal puasa Ramadan yang terjadi di Indonesia adalah hal yang biasa.
Diketahui, perbedaan awal puasa Ramadan memang kerap terjadi antara warga Muhammadiyah dengan pemerintah.
Muhammadiyah dalam beberapa momen Ramadan, kerap lebih awal menetapkan 1 Ramadan, begitu juga dengan Hari Raya Idul Fitri.
Terkait hal itu, Menag Yaqut meminta agar seluruh umah muslim bisa saling menghormati.
"Jika ada perbedaan di antara kita termasuk perbedaan penentuan awal bulan ramadan, sekali lagi itu biasa. Dan mari kita saling menghormati," kata Menag Yaqut saat jumpa pers sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1445 H, di Kementerian Agama RI, Minggu (10/3/2024).
Kata dia, segala yang sudah menjadi keputusan masing-masing harus disepakati dan dicari titik temunya.
Dalam artian menurut Yaqut, segala yang sudah diputuskan berbeda jangan dibuat sama, begitupun sebaliknya.
"Kita saling mencari titik temu, yang sama tidak perlu dibeda-bedakan, yang beda tidak usah dipersamakan," kata dia.
Adapun sebelumnya, Menteri Yaqut menyatakan kalau awal puasa atau 1 Ramadan 1445 H ditetapkan pada Selasa 12 Maret 2024 lusa.
Penetapan 1 Ramadan ini diputuskan dalam sidang isbat yang melibatkan beberapa pihak termasuk perwakilan dari MUI dan Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi.
"Secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2024 Masehi," kata Yaqut saat jumpa pers di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Minggu (10/3/2024).
Adapun Yaqut berpesan dengan adanya keputusan ini maka seluruh masyarakat umat Islam bisa menghargai.
Menurut dia, jika ada perbedaan awal Ramadan antar umat Islam itu dinilai sebagai bentuk untuk bisa saling menghargai dalam upaya beribadah bersama.
Baca juga: Pesan Menag Yaqut Jelang Ramadan: Mari Kembali Bergandengan, Perjuangan Politik Biarkan Berlalu
"Hasil sidang isbat yang baru saja dilaksanakan dan disepakati bersama, kami berharap seluruh umat islam dapat menjalankan ibadah puasa bersama-sama," tukas dia.