Korban Mengalami Luka Tusukan Sangkur
Informasi yang digali dari RS Bhayangkara menyebutkan, seorang korban yang mengenakan celana loreng
Editor: Tjatur Wisanggeni
Korban yang usianya diperkirakan 23 tahun dan mengenakan sepatu PDL, tiba di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Bhayangkara di atas pukul 21.30 WIB dengan diantar sejumlah orang menggunakan mobil Carry. “Banyak yang mengantar,” kata seseorang yang bekerja di rumah sakit itu.
Setelah menjalani perawatan sekitar 2 jam UGD, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kodam V/Brawijaya. “Sudah dirujuk,” jelasnya.
Pihak rumah sakit juga enggan mengungkap jati diri korban dengan alasan tidak tahu.
“Maaf, saya nggak tahu,” ujar petugas medis di UGD RS Bhayangkara Polda Jatim. Sekitar pukul 02.16 WIB, seorang anggota TNI AD berpakaian dinas mendatangi RS Bhayangkara. Namun, tak diketahui pasti maksud kedatangannya.
Pakai Helm Teropong
Menurut sejumlah saksi mata lainnya, sebelum peristiwa berdarah itu, kondisi kekacauan sebenarnya sudah tercium. Puluhan orang mengenakan helm teropong atau cakil terlihat hilir mudik di sekitar pujasera, terminal kedatangan, dan di lokasi bus jurusan antar kota. Namun, petugas terminal dan para pedagang membiarkan karena lalu lalangnya orang itu dinilai sudah biasa di terminal.
”Ada yang pura-pura baca koran di dekat depot, ada juga yang berdiri di dekat pintu masuk peron. Setelah kejadian barulah sadar ternyata mereka mempunyai niat mengeroyok,” tutur seorang pedagang.
Hal itu juga diakui salah satu petugas penjaga peron di pintu barat. Pelaku yang masuk ke area terminal pemberangkatan bus antarkota ada yang mengaku sebagai anggota aparat keamanan, ada juga yang memberi kode dengan melirikkan mata. Melihat hal yang demikian, petugas penjaga peron semula menduga orang itu anggota Reskrim yang sedang melakukan pengintaian. ”Eh ternyata terjadi penusukan,” ungkap salah satu penjaga peron.
Seorang pedagang lainnya mengungkapkan, sejak pukul 19.30 WIB ada sekitar 30-an pengendara sepeda motor kebanyakan protolan lalu lalang di area terminal seperti ada yang diwaspadai atau dicari. Bahkan puluhan orang itu sampai melawan arus.
Kepala UPTD Terminal Purabaya, May Ronal yang ditemui Surya, mengaku tidak tahu persis bagaimana kejadiannya. ”Saya waktu itu ada di pos siaran. Anggota hanya kebagian menolong saja,” ungkapnya.
Sedangkan Kapolres Sidoarjo AKBP M Iqbal yang dihubungi Surya mengatakan bahwa penanganan kasus tersebut kini dilakukan oleh Denpom. ”Silakan konfirmasi ke sana saja,” tukasnya.
Menurut sumber di lingkungan UPTD Terminal Purabaya, sesuai rekaman CCTV yang dipasang di berbagai tempat, puluhan pelaku terlihat hilir mudik di berbagai jalan di terminal. Ada yang mengenakan helm teropong, ada yang terlihat berambut cepak dan bertubuh gempal. CCTV itu kabarnya telah diambil oleh penyelidik gabungan untuk dilakukan pendalaman. (surya)